Amir Syamsuddin
Amir Syamsuddin
RMOL. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak pernah menerima kucuran dana satu sen pun dari Amerika Serikat sebagai konsesi memeriksa narapidana di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan.
â€Kami tidak pernah menyeÂdiaÂkan ruang khusus bagi peÂmeÂrinÂtah Amerika Serikat (AS) untuk membentuk Biro Interogasi di daÂlam Lapas,’’ tegas MenÂkumÂham Amir Syamsuddin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, Ketua PreÂsidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane meÂngeÂcam Kemenkumham yang meÂÂlakukan pembiaran terhadap pemÂbaÂngunan kantor Biro InÂterogasi AS di sejumlah LemÂbaga PeÂmaÂsyaÂrakatan (Lapas).
Menurut Neta, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KeÂmenkumham) mendapatkan bantuan Rp 1 triliun per tahun atas aksi pembiaran tersebut. PeÂmerintah AS dan FBI menÂdaÂpatÂkan konsensi bebas memeriksa para narapidana Indonesia di seÂjumÂlah Lapas, terutama naraÂpiÂdana kasus terorisme.
Neta mengatakan, kantor KeÂpala Biro Interogasi AS tersebut berÂukuran 4 meter x 7 meter. Di dalamnya terdapat fasilitas dan peralatan lengkap untuk melaÂkukan interogasi.
Amir Syamsuddin selanjutnya meÂngatakan, pihaknya melalui Direktorat Jenderal PemaÂsyaÂrakatan (Ditjen Pas) memang meÂlaÂkukan kerja sama internasional dengan beberapa negara. “Tapi negara-negara itu, terÂmasuk AS, tidak mendirikan kanÂtor Biro InÂterogasi di Lapas,’’ ujarÂÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Ditjen Pas kerja sama deÂngan siapa saja?
Salah satunya rencana menÂjaÂlin kerja sama dengan InterÂnaÂtioÂnal Criminal Investigative TraiÂning Assintance (ICITAP), yaitu lembaga di bawah DeÂparÂtemen KeÂhakiman Amerika SeÂrikat yang bergerak dalam bidang peÂngembangan kapasitas maÂnaÂgemen penanganan narapidana riÂsiko tinggi.
Di bidang apa saja kerja saÂma itu?
Kerja sama yang akan dilaÂkuÂkan mencakup penyusunan peÂdoman penanganan narapidana reÂsiko tinggi, penyusunan modul peÂlatihan bagi petugas tentang peÂnanganan resiko tinggi, traiÂning of trainer penanganan naÂraÂpidana risiko tinggi, dan pelatihan peÂtugas dalam penanganan naraÂpiÂdana risiko tinggi.
Ditjen Pas pernah berÂkunÂjung ke penjara di Amerika?
Ya. Tepatnya 28 Oktober samÂpai 10 November 2011. Saat itu piÂhak ICITAP mengundang 11 peÂÂjabat Ditjen Pas ke beberapa penÂÂjara di negara bagian CaliÂforÂnia, AS, dalam rangka studi tenÂtang manajemen penanganan naÂrapidana.
Apakah berkunjung ke penÂjara Guantanamo?
Saya tegaskan, dalam pelakÂsaÂnaan studi tersebut tidak pernah meÂÂrencanakan dan tidak pernah puÂla melakukan kunjungan ke penÂjara Guantanamo.
Apa Amerika Serikat dan FBI melakukan interogasi di Lapas untuk narapidana terorisme?
Tuduhan adanya kucuran dana Rp 1 triliun dari Pemerintah AmeÂÂrika Serikat, perlu kami samÂpaiÂkan bahwa Ditjen Pas tidak perÂnah menerima kucuran dana seÂdikitpun dari Pemerintah AmeÂrika Serikat sebagai konsesi bagi PeÂmerintah Amerika Serikat serta FBI untuk memeriksa para naraÂpiÂÂdana di sejumlah Lapas.
Saya juga perlu meluruskan bahÂwa Kemenkumham tidak perÂnah menyediakan ruang khusus bagi Pemerintah AS untuk memÂbentuk biro interogasi di dalam Lapas. Saya tegaskan sekali lagi, itu tidak benar.
Tapi pernah dilakukan asÂsessÂment?
Jika pun telah dilakukan asÂsesÂsment bagi narapidana di seÂjumÂlah Lapas, maka sebeÂnarÂnya asÂsessment tersebut dilaÂkukan senÂdiri oleh petugas Lapas. TiÂdak meÂlibatkan pihak lain deÂngan mengÂgunakan instrument, yang disebut need and risk assesÂsment dan Violent Extrimist Risk AssesÂment (VERA).
Pengembangan instrumen-insÂtrumen tersebut merupakan hasil kerÂja sama antara Ditjen Pas deÂngan Corrective Service New South Wales (NSW) Australia.
Instrumen tersebut yang diÂgunakan petugas pemasyarakatan untuk melakukan wawancara atau konseling terhadap naraÂpiÂdaÂna secara umum.
Hasil wawancara itulah yang akan dijadikan dasar bagi petugas pemasyarakatan untuk menyusun program pembinaan yang tepat bagi narapidana.
Apa benar Lapas diacak-acak AS?
Kami tegaskan bahwa perÂnyaÂtaan yang disampaikan Neta S Pane, tidak benar. Apalagi meÂngatakan Amerika Serikat mauÂpun FBI telah mengacak-acak Lapas di Indonesia. AS tidak perÂnah acak-acak Lapas.
O ya, peredaran narkoba di LaÂpas dan Rutan masih saja terÂÂÂjadi, apa sudah ada teroÂbosÂan pencegahan?
Untuk pemberantasan perÂedaran narkoba, KeÂmenkumham dan BNN telah menandatangani peraturan bersama tentang peÂdoÂman pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) di dalam Lapas dan RuÂtan.
Bagaimana tindak lanjut soal usulan penyediaan kamar khuÂsus bagi napi untuk kebutuhan bioÂlogis?
Sedang dilakukan penelitian kaÂrena selama ini kita sering deÂngar ada cerita bahwa masalah keÂbuÂtuhÂÂan biologis ini kemudian diÂmanÂfaatkan di beberapa kejadian.
Kajian ini kami melibatkan seÂjumlah tokoh agama untuk memÂberi masukan terkait hak biologis bagi narapidana. Kalaupun nanti disetujui, dilakukan dengan paÂsangan yang sah. [Harian Rakyat Merdeka]
Sedang dilakukan penelitian kaÂrena selama ini kita sering deÂngar ada cerita bahwa masalah keÂbuÂtuhÂÂan biologis ini kemudian diÂmanÂfaatkan di beberapa kejadian.
Kajian ini kami melibatkan seÂjumlah tokoh agama untuk memÂberi masukan terkait hak biologis bagi narapidana. Kalaupun nanti disetujui, dilakukan dengan paÂsangan yang sah. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57
Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59
Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36
Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24
Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58
Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34
Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19
Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54