Berita

ilustrasi/rmol

Dunia

LAPORAN DARI MAROKO

Sementara, 85 Persen Memilih Na'am!

JUMAT, 01 JULI 2011 | 23:00 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Seperti diperkirakan sebelumnya, mayoritas rakyat Maroko mendukung draft konstitusi baru dalam referandum yang digelar hari ini (Jumat, 1/7). Sampai berita ini diturunkan, sudah 48,1 persen suara yang dihitung dalam tabulasi nasional. Dari jumlah itu, sebesar 85 persen mengatakan naam alias mendukung konstitusi baru.

Konstitusi baru ini dinilai memperkuat pondasi demokrasi Kerajaan yang berdiri sejak abad ke-8 itu. Raja Muhammad VI bersedia mengurangi kekuasaanya dan memberikan porsi yang lebih besar kapada Parlemen. Dalam konstitusi baru itu, raja tidak lagi dianggap sebagai figur yang suci dan sakral (sacred), namun tidak dapat dibantah (inviolable). Raja juga menjadi penanggung jawab tertinggi pertahanan dan keamanan di samping sebagai pemimpin umat Muslim Maroko (amirul mukminin). 

Konstitusi baru juga memperkuat semangat anti-penyiksaan, anti-penghilangan paksa, dan anti segala bentuk diskriminasi. Kaum perempuan mendapatkan kesetaraan hak dan kewajiban dengan pria. Selain itu, dalam preambule konstitusi juga disebutkan bahwa bahasa Amazigh atau Berber menjadi bahasa resmi di samping bahasa Arab. Dalam dua konstitusi sebelumnya, tahun 1992 dan 1996, disebutkan bahwa bahasa resmi negara hanyalah bahasa Arab.

Saat berita ini diturunkan, puluhan jurnalis dari Maroko dan sejumlah negara yang meliput referandum tersebut sedang berkumpul di press room Kementeriaan Dalam Negeri di Rabat. Sejumlah anggota panitia referandum juga terlihat sibuk mempersiapkan keterangan pers yang akan disampaikan Gubernur Direktorat Pengarah Pemilu Kementerian Dalam Negeri, Hassan Aghmari.

Sejumlah pemimpîn dunia menyambut baik inisiatif Raja Muhammad VI untuk mengamandemen konstitusi. Amandemen ini diyakini membawa Maroko semakin jauh dari kemungkinan mengalami kekisruhan seperti yang dialami banyak negara di Afrika Utara dan Timur Tengah.

Namun demikian sementara kalangan mengingatkan bahwa pekerjaan paling besar, terutama di sektor ekonomi, menunggu Maroko setelah referandum. Negeri berpenduduk sekitar 36 juta jiwa itu memiliki tingkat pengangguran sekitar 9,8 persen dan sekitar 15 persen penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan. [guh] 


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya