Keempat flyover tersebut yakni Klonengan, Dermoleng, Kretek, dan Kesambi yang berada pada ruas Tegal-Purwokerto yang menjadi jalur kendaraan dari Pantura menuju lintas tengah dan selatan Jawa. Pada hari biasa waktu yang dibutuhkan dari Pejagan melewati empat perlintasan kereta itu sejauh 60 kilometer sekitar empat jam, namun saat mudik lebaran hingga 14-16 jam. Dengan berfungsinya empat flyover pada musim mudik Lebaran tahun ini, dengan kondisi lalau lintas yang diperkirakan dapat ditempuh sekitar lima sampai enam jam.
"Semua H-10 pada tanggal 15 atau 16 Juni sudah bisa dipakai, open traffic untuk arus mudik. Khusus Flyover Klonengan sudah sampai tahap penyelesaian untuk dapat beroperasi penuh," jelas Menteri Basuki usai meninjau proyek flyover, Sabtu (10/6).
Peninjauan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peninjauan kesiapan Jalur Mudik Lebaran 2017. Turut mendampingi Menteri Basuki antara lain Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Danis H. Sumadilaga, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ, Dirut Jasa Marga Desi Arryani, Direktur Preservasi Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Kepala Pusjatan Deded Permadi, Kepala BBPJN VII Herry Marjuki, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dan Tim Kantor Staf Presiden.
Total panjang empat flyover tersebut mencapai 2,8 kilometer dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 350 miliar, di mana biaya konstruksi sebesar Rp 316 miliar dan sisanya kontrak supervisi.
Menteri Basuki mengungkapkan percepatan pembangunan flyover perlintasan kereta api tersebut didukung oleh penggunaan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP), merupakan pengembangan dari teknologi Corrugated Steel Arch oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Balitbang Kementerian PUPR. Keunggulan dari teknologi CMP diantaranya dapat menghemat biaya hingga 70 persen dan juga dapat menghemat waktu pengerjaan hingga 50 persen. Selain itu, kelebihan lain dari CMP yaitu ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi.
"Teknologi yang kita gunakan sama dengan saat membangun di Jembatan Antapani, sehingga penyelesaian Flyover Klonengan ini bisa diselesaikan sampai saat ini dengan waktu pengerjaan sekitar lima bulan," ungkap Menteri Basuki.
Percepatan pembangunan empat flyover itu memang khusus untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2017. Pekerjaan dilakukan berkelanjutan selama 24 jam. Untuk pembangunan Flyover Dermoleng sepanjang 500 meter ditangani kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO dengan nilai kontrak Rp 64 miliar.
Untuk Flyover Klonengan sepanjang 1.050 meter ditangani kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontrak Rp 112 miliar. Kemudian, untuk Flyover Kesambi dengan panjang 470 meter ditangani PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar. Terakhir Flyover Kretek sepanjang 700 meter yang juga ditangani Adhi Karya dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan flyover tersebut sangat penting untuk membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik akibat penutupan jalan ketika kereta api melintas. Setiap harinya terdapat 70 kali perlintasan kereta api, di mana setiap melintas memakan waktu empat menit atau per hari mencapai empat sampai lima jam untuk penutupan jalan. Ketika arus mudik terjadi peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali per hari atau berkisar enam jam pemberhentian.
Menteri Basuki juga sempat menempuh Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura). Perjalanan ditempuh dengan lancar tanpa kendala yang berarti, sebab telah dilakukan perbaikan di ruas tersebut melalui program sapu lubang jalan yang dilaksanakan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.
Kemacetan baru ditemui saat memasuki pasar grosir tekstil Tegalgubug di Kabupaten Cirebon yang bersinggungan langsung dengan jalur utama mudik. Rencananya, Pasar Tegalgubug akan ditutup pada H-4 Lebaran.
"Kami sudah kordinasikan dengan Kepala Korlantas Irjen Royke Lumowa dan pasar tradisional ini H-4 akan ditutup. Jadi diharapkan tidak menimbulkan kemacetan pada saat arus mudik," kata Menteri Basuki.
Hasil pantauan, kemacetan yang terjadi di sekitar pasar tersebut mengular hingga 3 kilometer. Menteri Basuki beserta rombongan pun tak dapat menghindar dari kemacetan di wilayah tersebut dan diprediksi kemacetan tersebut jauh lebih parah bila tidak dilakukan penanganan khusus saat arus mudik.
Menteri Basuki berharap para pedagang mau peduli dan sukarela untuk menutup dagangannya selama masa yang ditentukan. Sebab hal ini dilakukan guna memperlancar arus mudik di jalur Pantura yang selalu menjadi pilihan utama bagi para pemudik.
[***]
BERITA TERKAIT: