Molekul aminosianin sendiri sudah sering digunakan untuk bioimaging, bentuk pencitraan objek biologis, sebagai pewarna sintesis. Biasanya, aminosianin digunakan dalam dosis rendah untuk mendeteksi kanker. Aminosianin stabil di air dan sangat baik menempel di luar sel.
Menurut Tim peneliti dari Rice University, Texas A&M University, dan University of Texas, cara baru ini merupakan kemajuan nyata dibandingkan jenis mesin molekuler pembunuh kanker lain yang dikembangkan sebelumnya, yang disebut motor tipe Feringa.
"Ini adalah mesin molekuler generasi baru yang kami sebut jackhammers molekuler," sebut ahli kimia, James Tour, dari Rice University.
"Mereka lebih dari satu juta kali lebih cepat dalam gerakan mekanisnya dibandingkan motor tipe Feringa sebelumnya, dan mereka dapat diaktifkan dengan cahaya near-infrared daripada cahaya tampak," sambungnya.
Mengutip
Science Alert, Minggu (14/4) penggunaan cahaya near-infrared penting karena memungkinkan para ilmuwan untuk menyasar bagian tubuh terdalam. Karena itu, kanker pada tulang dan organ tubuh berpotensi diobati tanpa memerlukan pembedahan.
Dalam pengujian terhadap sel kanker yang dikultur dan dikembangkan di laboratorium, metode jackhammer molekuler menghasilkan tingkat keberhasilan sebesar 99 persen dalam menghancurkan sel. Pendekatan ini juga diuji pada tikus dengan tumor melanoma dan separuh hewan tersebut menjadi bebas kanker.
"Yang perlu disoroti adalah kami telah menemukan penjelasan lain tentang cara kerja molekul-molekul ini," kata ahli kimia Ciceron, Ayala-Orozco, dari Rice University.
"Ini adalah pertama kalinya plasmon molekuler digunakan dengan cara ini untuk merangsang seluruh molekul dan menghasilkan tindakan mekanis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini merobek membran sel kanker," jelasnya.
Sejauh ini, penelitian tersebut telah dipublikasikan di
Nature Chemistry.
BERITA TERKAIT: