Hal itu diungkap sebuah organisasi penelitian semikonduktor yang ada di Kanada, TechInsights dalam sebuah laporan pada Jumat (8/9).
Disebutkan bahwa chip yang dimaksud adalah LPDDR5 12 gigabyte (GB) dan chip memori flash NAND 512 GB. Keduanya ditemukan tertanam dalam Huawei Mate 60 Pro.
Wakil Ketua TechInsights, G Dan Hutcheson mempertanyakan regulasi penjualan chip SK Hynix.
"Dari mana asal chip ini? Pertanyaan besarnya adalah apakah ada UU yang dilanggar," ujarnya.
Sejak laporan TechInsights diterbitkan, saham Hynix turun lebih dari 4 persen pada hari Jumat (8/9).
Jurubicara Hynix mengatakan bahwa mereka juga sudah bahwa chipnya digunakan dalam ponsel Huawei.
Tetapi mereka menegaskan hubungan kerja sama dengan perusahaan asal China telah terputus sejak sanksi AS dijatuhkan.
"SK Hynix secara ketat mematuhi pembatasan ekspor pemerintah AS,” tegasnya
Orang dalam industri mengatakan ada kemungkinan Huawei membeli chip memori tersebut dari pasar sekunder dan bukan langsung dari produsennya.
Kemungkinan lain ialah Huawei masih memiliki banyak persediaan komponen sebelum pembatasan ekspor AS diberlakukan.
Huawei Mate 60 Pro yang baru dirilis di toko andalan Huawei di Shanghai, Cina pada Selasa (5/9).
BERITA TERKAIT: