DIDIK. Saya lebih suka menulisnya demikian ketimbang Didi. Ada bunyi konsonan mati di akhir nama, sesuai yang saya dengar dari Mamiek maupun Mbah Ranto. Juga lebih pas dengan kebiasaan lidah Jawa saya..
AWAL 99, sebagai koresponden Majalah Gamma di Jogja saya mendapatkan tugas liputan ke Solo, untuk bertemu dengan orang yang namanya masih asing di telinga: Didik Kempot. Saya belum tahu seperti apa â€..