Nafasnya terengah-engah, jatoh bangun mendaki lembah kehinaan
Kerongkongannya kering, badannya kurus kerontang
Sebelumnya ia begitu nyaman bertengger di menara kemuliaan
Menelusuri jalan setapak nan sunyi, menjauhi kebisingan
Bersembunyi dari gemuruh dan hiruk pikuk popularitas memekakkan hati
Sang khazib dengan imamah, jubah dan tongkat kebesarannya, dahulu menapak karier melusuri lorong-lorong becek, sempit dan gelap
Kini merangkak gagah mendatangi gemerlap istana dan mencium tengkuk saudagar
Wahai Tuhan orang faqir dan tertindas
Naungan Arsy-Mu jauh dibandingkan dari segala tipuan duniawi
Bak setetes air laut dicelupkan di jari telunjuk
Ya Alloh, Ya Tuhan kami
Bimbing kami di jalan lurus
menjadi hamba dan kekasih-Mu.
Penulis adalah seniman
BERITA TERKAIT: