tak ada sebotol pun minyak goreng di lemari dapurku, hari ini
kau biarkankah rakyatmu resah menduga-duga
dengan bingung tanda tanya: kenapa?
dengan gelisah: ada apa?
dengan amarah: bagaimana bisa?
dengan sinisme: benar-benarkah langka?
kali ini minyak goreng
pernah suatu masa, BBM
pernah suatu ketika, gula
pernah pula, gas elpiji
juga pernah, beras
bahkan bawang dan cabai
kau biarkan lagikah kami linglung tanpa tahu harus bagaimana?
tahukah Tuan-tuan
kami mengalkulasi logika
: antara sumberdaya dan logistika
menimbang-nimbang peta produksi dan distribusi
mematut-matut akal sehat
: di manakah minyak goreng disembunyikan?
kami hanya bisa mengeluh,
rasanya tak semudah itu semua beralih ke rebusan dan bakar-bakaran
dan, kau biarkankah rakyat jadi objek permainan
mereka yang pintar menyelinap di balik baju tata niaga?
mereka yang bergerak lebih gesit dari operasi pasar pemerintah?
Wartawan dan penyair yang tinggal di Semarang dan telah menerbitkan empat antolologi puisi tunggal