Pemeriksaan akan dilakukan sesuai prosedur disaster victim investigation (DVI).
"Kita telah mengambil data-data primer juga data-data sekunder dari pasien sesuai prosedur DVI. Selanjutnya sampel tersebut akan kita bawa ke pusat laboratorium di Jakarta," kata petugas Bidang Dokkes Polda Aceh, Kompol M Affandi, Kamis (18/3).
Petugas Bidang Dokkes Polda Aceh juga sudah melaksanakan pengambilan sampel berupa darah vena dan swab mulut, serta mengambil sidik jari dengan melibatkan Tim Inavis Polda Aceh.
"Hasil sekitar dua mingguan bisa keluar. Tes DNA sedang kita ambil sampelnya, nanti itu yang akan diperiksa sebagai bahan DNA-nya," ujar Affandi.
Selain itu, kata Affandi, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan fisik pasien. Dari pemeriksaan ini, petugas belum bisa menyimpulkan apakah benar pasien itu Polisi Asep atau bukan.
"Dari pemeriksaan fisik, hanya tanda-tanda sekunder yang diperiksa, jadi kita belum bisa (pastikan itu asep), jadi kita harus tanda tanda primernya berupa sidik jari dan tes DNA-nya," jelasnya diberitakan
Kantor Berita RMOLAceh.
Sementara itu, Direktur RSJ Aceh, Makhrozal menjelaskan, selama tes DNA belum keluar, maka identitas pasien tersebut belum dapat dipastikan. Namun pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan Polda Aceh terkait penanganan pasien itu.
"Sejak kemarin kami koordinasi dengan Polda Aceh, baik Brimob, Dokkes, Inafis, di situ juga dengan Polsek di Kuta Alam. Tetapi hari ini, teman-teman dari dokkes, inafis, satuan brimob itu sudah melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel,†kata Mukhrozal.
BERITA TERKAIT: