Kapas putih bergumpal cemerlang kau belah
Langit biru merasuk di kalbu
Sembari jemarimu menembus tombol
Di ruang depan burung besi raksasa
membawa ratusan nyawa manusia
Tanggung jawab melebar
hingga tulang rusuk
Kau lalui
hitungan menit dengan seksama
Cipluk,
Betapa dahaganya kaum perempuan
Mencemati profesi langkamu
yang gemilang
Sopir di tengah udara
puluhan ribu kaki
dari lautan
Perkasa…
Indah tak bergeser pada was was kematian
Namun kini…
Kau tak berdaya menembus kuasa Ilahi
Tercerabut dari dunia
di bawah sana
Kau ditarik,
Dituntun ke atas langit luas
Tempat mu sehari2 mengudara
Kini kau bersama awan kembali
Membelah ketinggian langit
di atas lautan membentang
Kembali ke pelukan Tuhan
Tanpa membawa ratusan manusia…
Kau antar nyawamu sendiri, Cipluk
Sembari menatap burung besimu jauh di hanggar
Yang tak lagi kau kendarai dengan leluasa…
Linda Djalil
Puisi ini ditulis untuk mengenang Capt. Indah Juliani yang oleh kawan-kawan dekatnya disapa Cipluk. Pilot wanita pertama di Indonesia itu meninggal dunia akibat terinveksi Covid-19, Sabtu (12/9). Linda Djalil menulis puisi ini untuk mengenang salah seorang temannya itu.
BERITA TERKAIT: