Pada gemericik tetes embun di setiap helai dedaunan,
Terhimpun bahagia sang penyair, yang terbingkai dalam puisi.
Penyair masih mampu berkata "ada" dan "tiada". Meski kini putih dan hitam tak lagi mudah terucap dari lisan setiap insan.
Atas nama budi bahasa dan panggilan syair yang merindu, datanglah kehadapan penyair mari bersila menatap lukisan alam.
Alam diam menyuguhkan panorama kesuburan dan kesejukan,
Alam bergerak yang terwujud dari gemercik air dan tiup angin,
Lalu mengumpulkan,
Mempertautkan kata, cita, dan cinta.
maka jaga dirimu untukku,
ku jaga diriku untuk mu.
Mas Lilik & Azmi Syahputra
BERITA TERKAIT: