Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tim Teknis Polri Harus Pelajari 1.700 Halaman Untuk Ungkap Kasus Novel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Rabu, 16 Oktober 2019, 19:55 WIB
Tim Teknis Polri Harus Pelajari 1.700 Halaman Untuk Ungkap Kasus Novel
Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal/RMOL
rmol news logo Untuk mengungkap aktor dan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah membentuk tim teknis.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, tim teknis ini berdasarkan surat perintah (Sprin). Sprin ini memiliki jangka waktu tugas sejak 3 Agustus hingga 31 Oktober 2019.

Iqbal menuturkan, ketua Tim Teknis kasus Novel yaitu Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Idham Aziz. Saat ini, Aziz sendiri masih mempelajari 1.700 halaman hasil temuan dari tim pakar bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Itu harus dilakukan karena adalah basic dalam upaya melakukan penyelidikan mendalam,” kata Iqbal kepada wartawan usai acara FGD Divisi Humas Polri di Hotel Amarossa, Jakarta Selatan, Rabu (16/10).

Setelah mempelajari hasil temuan yang akan dijadikan bahan pijakan penyelidikan, kata Iqbal, Kabareskrim tentunya memilih siapa personel tim. Dalam penentuan ini, Iqbal menekankan, personel yang dipilih memiliki kredibilitas dibidangnya dan kapasitas sesuai tugas dan pokok fungsinya.

"Tim ini berjumlah 105 personel, inilah yang terbaik," jelas Iqbal.

Dalam kesempatan itu, Iqbal meluruskan, soal pernyataan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar Kapolri Jenderal Tito bisa mengungkap siapa dalang ataupun pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan ini.

“Tiga bulan bukan terhitung pada saat bapak Presiden memberikan statement namun tergantung mendasari Sprin ini karena alasan tadi,” jelas Iqbal.

Lebih lanjut Iqbal mengatakan, tim teknis sudah mempunyai kemajuan yang signifikan. Ia juga menjelaskan alasan kenapa tim ini tidak secara berkelanjutan memyampaikan perkembangan.

“Tim teknis bekerja sangat tertutup, kalau menyampaikan kepada media takut kabur beda dengan tim pencari fakta terbuka,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA