Mungkin karena terinspirasi dari Citra maka pemimpin negeri ini kerap melakukan pencitraan agar tampil menawan di permukaan dan dianggap sebagai pemimpin yang baik dan merakyat, peduli dengan rakyat sehingga lupa akan tugas serta tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang harus mensejahterakan rakyat.
Dicitrakanlah bahwa angka kemiskinan semakin menurun, sementara suku Mausu Ane kelaparan di Maluku sana dan sang pemimpin sibuk memamerkan makan bersama para pemimpin sejumlah partai.
Dicitrakanlah penampilan sederhana padahal yang sederhana itu wajahnya, bukan pakaian yang digunakannya.
Dicitrakanlah pembangunan infrastruktur semasa pimpinnannya terjadi dimana-mana, padahal yang dibangun tidak menyentuh ekonomi kerakyatan dan aspek keselamatan infrastruktur masih dipertanyakan.
Dicitrakanlah pertumbuhan ekonomi 7 persen, dan ekonomi kita baik-baik saja, ternyata pertumbuhan hanya 5 persen dan ada masalah yang cukup fundamental.
Dicitrakanlah bawa sang pemimpin tidak pernah memberikan konsensi lahan yang besar kepada perusahaan besar, ternyata dialah yang menerbitkan sertifikat pulau-pulau reklamasi C dan D di Teluk Jakarta yang secara tidak langsung menguntungkan para developer.
Ah...! Masih banyak lagi pencitraan yang telah dilakukan dan akan terus dilakukan.
Citra memang luar biasa dan biasa dipakai di luar.
[***]