Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menkop UKM Desak Pengusaha Kecil Kuliner Urus Hak Cipta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/dede-zaki-mubarok-1'>DEDE ZAKI MUBAROK</a>
LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK
  • Jumat, 08 Desember 2017, 15:00 WIB
Menkop UKM Desak Pengusaha Kecil Kuliner Urus Hak Cipta
AAGN Puspayoga
rmol news logo Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, AAGN Puspayoga, menekankan pentingnya pengurusan hak cipta dan hak merek bagi produk-produk kuliner produksi pengusaha kecil dan menengah.

"Bila usahanya ingin maju, mengurus hak cipta dan merek merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Jangan sampai tahun ini ikut pameran di luar negeri, tapi tahun berikutnya tidak bisa lagi karena produknya sudah dipatenkan orang," ungkap Puspayoga saat membuka pameran UMKM bertajuk MSP Expo 2017 The Authentic Taste of Indonesia, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (7/12).

Ia mengatakan sudah banyak contoh dari perajin UMKM asal Bandung, Jogjakarta dan Bali yang produknya dipatenkan orang lain justru setelah berpameran di luar negeri.

Pada pameran yang diselenggarakan Koperasi Jasa Mitra Sarana Perjuangan (MSP) dan diikuti 250 UMKM dari seluruh Indonesia itu, Puspayoga mengakui pihaknya sudah bersinergi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk pengurusan hak cipta bagi UMKM.

"Saat ini, Kemenkop dan UKM sudah bisa memfasilitasi pengurusan hak cipta secara online dan tanpa biaya alias gratis. Waktu pengurusannya pun tidak terlalu lama. Bila segala persyaratan terpenuhi, pengurusan hak cipta bisa selesai dalam hitungan jam," jelasnya Puspayoga.

Menurut Menkop UKM, hingga saat ini sudah ribuan UMKM yang mengurus hak cipta atas produknya melalui Kemenkop dan UKM. Untuk tahun 2017 sudah ada sekitar 3000 UMKM yang memiliki hak cipta.

"Dengan begitu, kita sudah melindungi dan mengamankan produk UMKM Indonesia termasuk di bidang kuliner agar tidak diambil orang lain. Saya berharap para UMKM bisa memanfaatkan fasilitas pengurusan hak cipta tersebut untuk mengamankan hasil karya anak bangsa yang luar biasa ini," imbuh Menkop dan UKM.

Mengenai Koperasi Jasa Mitra Sarana Perjuangan yang menyelenggarakan acara, Puspayoga memberi apresiasi karena koperasi yang baru lahir pada 2013 itu kini sudah Go International.

"Jadi, jangan selalu under estimate terhadap koperasi. Ada juga koperasi di Jawa Timur dengan omset Rp18 triliun. Kalau koperasi yang beraset Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun itu sudah banyak. Dan pada 18 Desember 2017 ini ada sebuah anak usaha bidang asuransi dari koperasi Kospin Jasa masuk lantai bursa BEI," ungkap Puspayoga.

Pameran ini diselenggarakan sepanjang 7-9 Desember 2017 dan menampilkan beragam makanan khas dari berbagai daerah. Contohnya, makanan khas suku Batak di Sumatera Utara yang disebut Naniura. Hidangan ini memiliki proses pembuatan yang menarik. Ikan mas mentah atau disebut dekke, dibersihkan dari duri dan lendir kemudian dimatangkan dengan cara merendamnya dengan air asam Jungga atau jeruk purut. Jadi tidak melalui proses digoreng, dibakar, atau direbus, sehingga kualitas protein ikan mas menjadi lebih utuh.

Pembina Koperasi Jasa MSP, Emir Moeis, menjelaskan, Indonesia begitu kaya akan keragaman kuliner unggulan. Tidak sedikit makanan unik dan khas tersebut diproduksi UMKM.

"Tak sekadar mengangkat kuliner khas Indonesia, pameran ini juga mengangkat UMKM agar cepat naik kelas," kata Emir Moeis. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA