Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Diminta Berorientasi Pasar Kerja

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/dede-zaki-mubarok-1'>DEDE ZAKI MUBAROK</a>
LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK
  • Selasa, 09 Agustus 2016, 18:28 WIB
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Diminta Berorientasi Pasar Kerja
rmol news logo Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan kerja di Indonesia diminta agar menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dan sesuai  dengan tuntutan kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan kesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja diharapkan mempercepat penyerapan lulusan pendidikan dan pelatihan sehingga mengurangi pengangguran di Indonesia.

Saya mendorong agar lulusan harus berorentasi dengan pasar kerja dalam maupun luar negeri. Mereka harus disiapkan  menjadi tenaga kerja terampil yang siap kerja dengan memilki kompetensi dan daya saing tinggi,” kata Menaker M Hanif dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Pendidikan Dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) di Jakarta pada Senin (8/8).

Menaker Hanif menyebutkan secara umum SDM Indonesia masih membutuhkan percepatan dari sisi peningkatan kompetensinya. Saat ini , 62 persen dari sekitar  128 juta tenaga kerja Indonesia pada umumnya masih lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Pemerintah terus mendorong perkembangan  pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dalam rangka kebutuhan akses kepada mereka- mereka yang lulusan SD dan SMP untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi agar bisa bekerja di industri atau masuk di industri dalam menghadapi persaingan bebas ini," kata Hanif.

Terkait kesiapan tenaga kerja Indonesia saat ini Hanif mengtakan  siap atau tidak siap harus siap. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja untuk memastikan SDM Indonesia siap dan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja saat ini.

Lebih lanjut dikatakan Hanif, setidaknya da tiga hal yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan kerja  dalam meningkatkan komptensi dan  daya saing anak bangsa yaitu berkarakter, kompenten dan inovatif.

Karakter-karakter positif SDM Indonesia  yang memilki etos kerja dan produktif harus masuk dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan di Indonesia,” kata Hanif.

Selain itu, kata Hanif Kompeten Lembaga pendidikan dan pelatihan Indonesia harus  mampu menghasilkan lulusan minimal mencapai standar kompetensi untuk suatu jabatan tertentu yang berlaku secara internasional.

Yang terakhir harus terus berinovasi  sehingga SDM kita semakin kompetitif dan berdaya saing tinggi. Jika semua lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia bersepakat mendidik dan melatih untuk mencapai tiga kualifikasi tersebut, saya sangat yakin, akan terjadi lompatan besar daya saing tenaga kerja Indonesia,” kata Hanif.(dzk)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA