Sandiago Uno Berpeluang Menjadi Kuda Hitam Di Pilgub DKI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 06 Mei 2016, 02:33 WIB
Sandiago Uno Berpeluang Menjadi Kuda Hitam Di Pilgub DKI
sandiaga uno
rmol news logo Sandiaga Salahuddin Uno merupakan satu-satunya bakal calon yang masuk dalam daftar calon yang dijaring oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra. Kedua partai tersebut sudah menjajaki akan berkoalisi.

Gerindra sudah mengerucutkan pada tiga nama. Yakni Sandiaga Uno, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Yusril Ihza Mahendra. Sementara PKS mengusulkan lima nama, Nur Mahmudi Ismail, Muhammad Idrus, Deddy Mizwar, Adhyaksa Dault, dan Sandiaga Uno.

"Diyakini pasti ada faktor-faktor tertentu kedua parpol yang akan berkoalisi tersebut mengunggulkan Sandiaga Uno," ujar Caretaker Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia Girindra Sandino (Kamis, 5/5).

Menurutnya, Sandiago memang bisa menjadi kuda hitam pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Karena setidaknya dia memiliki delapan keunggulan dibanding yang lain.

Pertama, dalam diskusi yang diselenggarakan Indemo pada Rabu, 4 Mei 2016, Sandiaga Uno menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi. Baginya politik adalah seni kemungkinan. Seni mewujudkan yang mustahil menjadi kenyataan.

"Ungkapan Sandiaga Uno pada diskusi Politik di Indemo tersebut jelas mengandung makna yang dalam dan menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi sebagai pemuda untuk maju dalam pertarungan politik, walau merupakan hal baru baginya," ungkapnya.

Kedua, dari sekian tokoh yang ada, misalnya Yusril Ihza Mahendra, sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang terkadang keras, kontroversial dan mengundang polemik di tengah masyarakat, tidak jarang menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu. Walau hal tersebut bisa melambungkan popularitasnya, namuan dalam hal elektabilitas dan akseptabilitas belum tentu. Sementara di sisi lain Sjafrie Sjamsoeddin, juga merupakan calon kuat.

"Akan tetapi baik Pak Yusril dan Pak Sjafrie sedikit dalam merepresentasikan pemilih pemuda. Dan yang harus diingat adalah â€" bukan bermaksud merendahkan-bahwa calon yang berlatar belakang militer selalu saja kalah," urainya.

Ketiga, Sandiaga Uno jelas merepresentasikan pemuda, khususnya kelas menengah. Oleh karena itu beliau harus sering-sering melakukan Turun Ke Bawah (Turba), untuk menjaring suara dari kelas bawah.

Keempat, tidak dapat dipungkiri diantara modal kuat Sandiaga Uno yakni, ketampanannya dan kharismatik yang dapat menjaring suara dari kaum hawa di Jakarta. Bukan hanya tampan dan berkharisma, Sandiaga Uno mempunyai kecerdasan sebagai pemuda, terbukti beliau memiliki segudang perusahaan dan pada Padatahun 2009 masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.

"Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29. Sehingga tidak mungkin terlintas untuk korupsi jika terpilih nanti, karena beliau pemuda yang kaya raya," ungkapnya.

Kelima, Dalam berbagai tulisan yang tersebar mengenai Sandiaga Uno, khususnya tulisan-tulisan yang bersifat religius, selalu menampilkan sosok Sandiaga Uno yang gemar melakukan ibadah puasa sunnah, dan shalat sunnah duha, sehingga dengan faktor-faktor spiritualitas tersebut Sandiaga Uno meraih kesuksesan. Faktor spiritualitas yang menempel pada Sandiaga Uno, dapat meraih simpatik dari pemilih umat Islam sebagai penduduk mayoritas Jakarta.

Keenam, walau di beberapa survei Sandiaga Uno selalu menduduki peringkat yang tidak terlalu tinggi, hal tersebut bukan jaminan.

Ketujuh, banyak yang berharap bahwa cagub harus mempunyai pengalaman dalam birokrasi. Namun demikian, hal tersebut bisa dibantah ketika Presiden Joko Widodo, menjadi Wali Kota Solo, beliau berangkat dari pengusaha mebel, akan tetapi, kecerdasan, kepercayaan diri yang tinggi, integritas, kredibilitas, kapabilitas dan kemauan politik Jokowi dapat membenahi birokrasi di Solo, hingga naik menjadi Gubernur Jakarta dan dipercaya rakyat menjadi Presiden RI.

Kedelapan, lebih jauh figur Calon Gubernur/Wakil Gubernur yang akan datang harus tegas memiliki komitmen kerakyatan dan ke-Nusantaraan, mengingat Jakarta miniatur Indonesia.

"Dari paparan poin-poin di atas Sandiaga Uno berpeluang menjadi kuda hitam, karena yang dibutuhkan Jakarta saat ini adalah diperlukan sosok Cagub/Cawagub dengan energi serta stamina politik” kuat, bukan tokoh yang secara fisik maupun mental rentan terhadap ‘kerapuhan politik’ (political fragility)," tandasnya.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA