Sabri dikenal dekat dengan kalangan aktivis muda lintas kelompok dan organisasi juga partai. Kediamannya di Tanjung Priok menjadi semacam
base camp bagi banyak kelompok untuk bertukar pikiran dan menggalang gerakan.
Pertemuan berlangsung hangat dan akrab. Teguh didampingi koordinator Teguh24Jam, Abdullah Rasyid, Firman Tendry dan Faisal Mahrawa.
Sabri bercerita banyak hal mengenai situasi Jakarta yang ditinggalinya sejak pertengahan 1960an. Kata dia, dinamika kota Jakarta tidak terlepas dari faktor kepemimpinan di Jakarta. Karakter Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang arogan sudah ramai dibicarakan warga. Kini warga Jakarta sedang mencari siapa kira-kira tokoh yang bisa menggantikan Ahok.
Sabri menyampaikan pesan khusus kepada Teguh yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullan Jakarta dan London School Public Relations (LSPR) Jakarta itu. Katanya, membangun Jakarta tidak bisa hanya dengan menitikberatkan pada pembangunan fisik semata. Sisi sosial kehidupan warga Jakarta juga mesti diperhatikan.
Dia juga mengatakan, esensi dari kepemimpinan adalah tanggung jawab.
"Ke depan kita harus titipkan Jakarta kepada pemimpin yang berani bertanggung jawab, bukan yang suka menyalahkan," tegas Sabri.
Di mata Sabri, dari rekam jejak aktivitasnya baik sebagai wartawan maupun akademisi, Teguh Santosa adalah sosok anak muda yang bisa diandalkan.
H. Sabri Saiman merupakan anggota DPR RI periode 2004-2009. Dia juga merupakan salah seorang deklarator Partai Amanat Nasional (PAN). Pada era reformasi, sabri berperan sebagai penjahit solidaritas di kalangan aktivis.
[sam]
Wartawan senior Teguh Santosa menyambangi kediaman tokoh reformasi dan tokoh nasional, Sabri Saiman, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu siang (27/4). Teguh berdiskusi mengenai sejumlah isu nasional dan lokal serta meminta saran dari Sabri terkait pencalonan dirinya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun depan. 
BERITA TERKAIT: