Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cultural Tourism Punya Daya Pikat Tinggi Terhadap Wisman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 14 April 2016, 15:08 WIB
<i>Cultural Tourism</i> Punya Daya Pikat Tinggi Terhadap Wisman
rmol news logo Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik pelaksanaan Semarang Great Sale & Night Carnival 2016 pada 1-31 Mei 2016 mendatang. Karena wisata belanja itu termasuk dalam Cultural Tourism yang menjadi alasan terkuat 60% wisman datang ke tanah air. Dari 60% cultural tourism itu, wisata belanja dan kuliner sudah 45%, wisata budaya dan sejarah 20% dan wisata kota dan desa 35%.

"Kalau dari spending-nya, kuliner tertinggi dengan 32%, lalu fashion 30%, baru craft atau souvenir. Karena itu, adik-adik yang fashion show tadi, jangan berhenti hanya sampai di sini saja. Harus berlanjut ke commercial value," kata Arief saat melaunching Semarang Great Sale & Night Carnival di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta tadi malam.

Juga hadir tokoh-tokoh seperti Gubernur Ganjar Pranowo, Walikota Semarang Hendi Hendrar Prihadi, Wawalikota Hevearita Gunaryanti, Mantan Menhan dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Irwan Hidayat Presdir PT Sidomuncul dan masih banyak tokoh asli Semarang lainnya.

Menurutnya, pilihan Kota Semarang untuk mengembangkan cultural industry atau creative industry, seperti shopping, fashion, dan aktivitas creative lain itu sudah on track. Sudah berada di rel yang benar, jika dilihat dari trend revolusi peradaban manusia seperti yang pernah diprediksi oleh Alvin Toffler, dengan The Future Shock The Third Wave" itu.

"Peradaban manusia itu berkembang, dari Gelombang Agriculture, Gelombang Manufacture, Gelombang Teknologi Informasi, dan ke depan adalah Cultural Industry,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.

Menteri asli Banyuwangi, Jatim ini mencontohkan, Google yang hanya dibangun awalnya oleh tidak lebih dari 20 orang, sekarang menjadi perusahaan aplikasi terbesar di dunia dengan value USD 400 Miliar. WhatsApp (WA), perusahaan yang rugi saja, dibeli Facebook dengan USD 20 Miliar.

"Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi walikota untuk menaikkan value daerahnya, hanya dengan pariwisata dan creative industry. Saya tahu, walikota sangat terbatas resources-nya. Oke, kalau trade and investment yang mau dijadikan lokomotif, jadikan tourism sebagai alat diplomasi ekonomi terbaik,” ujar peraih Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.

Dia mencontohkan Bandung. Kota Kembang itu juga tidak punya apa-apa, dari kekayaan alamnya. Mereka hanya punya modal, oleh UNESCO, Bandung ditetapkan sebagai Kota Creative dunia. Gunakan momentum Great Sale itu sebagai alat untuk menaikkan value Kota Semarang,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengaku heran, di mana-mana orang heboh dengan krisis. Banyak orang mengaku stres, mereka ketakutan dengan hantu blau. Mereka tidak merasa pede, untuk bersaing di MEA 2016 (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

"Padahal, kita ini sama-sama ngeri, kita mau diserang atau mau menyerang. Negara-negara ASEAN juga punya perasaan yang sama. Yang paling menarik adalah pariwisata, orang cerita macam-macam, tapi semua orang piknik. Karena itu, Semarang Great Sale ini akan mengundang orang untuk datang, berwisata dan bergembira ke Kota Semarang," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA