Lewat Program Magang, Kemenkop Dorong 500 Pemuda Jadi Wirausaha

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/dede-zaki-mubarok-1'>DEDE ZAKI MUBAROK</a>
LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK
  • Selasa, 15 Maret 2016, 10:24 WIB
Lewat Program Magang, Kemenkop Dorong 500 Pemuda Jadi Wirausaha
rmol news logo . Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mendorong 500 pemuda menjadi wirausaha pemula melalui program magang di tiga provinsi antara lain, Bali, Kalbar, dan Sulawesi Tengah pada triwulan pertama tahun ini.

Diharapkan 500 tenaga magang ini, akan menjadi wirausaha pemula yang mampu menyerap tenaga kerja baru sedikitnya 1000 orang.

Asisten Deputi Peranserta Masyarakat, Deputi Pengembangan SDM Koperasi dan UKM, Budi Mustopo mengatakan program magang UKM dirancang untuk memberikan pengalaman langsung bagi peserta  menjadi wirausahawan.

 "Peserta magang ini diharapkan nanti menjadi wirausaha pemula yang mandiri atau menjadi mitra usaha tempat magang," katanya ketika mengunjungi peserta magang di Bangli, Bali.

Program magang Kemenkop dan UKM dimulai pada 13 Februari 2016 di sejumlah kabupaten yakni, Klungkung, Bangli, dan Denpasar, Bali, Pontianak, Kalimantan Barat, dan Palu, Sulteng. Pemerintah menggelontorkan sekira Rp2.1 miliar untuk mendorong masyarakat membangun wirausaha sesuai bakat dan kemampuannya.

Berbagai jenis usaha yang menjadi tempat magang tersebut antara lain, usaha kerajinan batik, kerajinan keranjang sokasi, uang kepeng, tenun ikat, batok kelapa, air mineral, lukisan, kerajinan perada, bengkel, penyosohan beras, dan simpan pinjam.

Menurut Mustopo, induk magang akan mendampingi guna memastikan bekal pengetahuan dan wawasan wirausaha  selama 25 hari mengikuti program tersebut diterapkan oleh peserta.

 "Peserta akan dilatih mulai dari proses produksi, kemasan, manajemen usaha hingga pemasaran," katanya.

Ni Wayan Sariningsih, pemilik JM Coffee di Bangli, mengatakan pihaknya mendorong agar tenaga magang bisa mandiri pasca mengikuti program magang yang diselenggarakan pemerintah.

 "Di tempat kami ada tiga orang yang magang, kami ajari mereka untuk mengelola kafe mulai dari melayani tamu, menyajikan dan membuat kopi untuk para konsumen," katanya.

Menurut dia, para tenaga magang bisa mendirikan usaha kopi sendiri atau membeli franchise JM cofee sebagai usaha sendiri. Modal mendirikan kedai kopi, katanya, hanya dibutuhkan Rp500 ribu sehingga tidak terlalu mahal bagi pemula.

Saat ini, JM coffe baru memiliki dua gerai di Bali dengan pendapatan sekira Rp1.5 juta per hari. Selain menyuguhkan kopi, JM coffe menjual produk petani kopi anggota KSU Bale Dana Mesari.

UKM lainnya yang menjadi tempat peserta program magang yakni, Tenun Ikat Giri Putri, produsen tenun ikat menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Agung Angraeni, pemilik tenun ikat Giri Putri mengatakan setelah mengikuti program 25 hari, peserta magang menyatakan ingin bekerja mandiri. "Mereka masih mau magang hingga nanti mendapatkan bantuan permesinan sebagai modal usaha," katanya.

Saat ini, Tenun Ikat Giri Putri sudah memiliki 23 unit ATBM, namun mengalami kekurangan tenaga kerja baru. Program magang yang diselenggarakan Kemenkop dan UKM ini dirasakan ikut membantu ketersediaan tenaga kerja tambahan untuk meningkatkan produksi. [dzk]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA