Pada Jumat (7/3) pekan lalu, BUMN Malaysia itu secara resmi meluncurkan The FLNG SATU yaitu kilang apung yang dibangun oleh Petronas bersama mitra strategisnya dari Korea Selatan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) and Technip. Kilang apung ini akan beroperasi di lapangan gas Kanowit Malaysia, 180 kilometer (112 mil) lepas Pantai Sarawak.
Petronas juga sedang membangun FLNG DUA bersama mitra bisnis lainnya yaitu Samsung Heavy Industries dan akan ditambatkan di Lapangan Rotan, 130 kilometer (81 mile) lepas pantai Sabah, Malaysia.
"Malaysia setuju FLNG tapi Petronas operatornya. Inikan bagus, istilahnya keluar kantong kanan masuk kantong kiri. Tapi usulan FLNG Blok Masela operatornya Inpex tapi dibiayai negara melalui cost recovery. Ini kan keluar duit negara, masuk ke investor asing," ujar pengamat kebijakan migas, Yusri Usman, melalui sambungan telepon kepada redaksi, Kamis (10/2).
‎Dia mengatakan, pengembangan gas Blok Masela yang terletak di Laut Arafuru bisa saja dikelola oleh Pertamina. Terpenting, dibuat terlebih dahulu Front End Engineering Design (FEED) sehingga bisa ditemukan angka pasti terkait beban dan biaya teknologinya.‎‎
"Dalam PoD (Plan of Development) Inpex biaya FLNG blok Masela 14,8 miliar dolar AS, tapi belum tentu sebesar itu. Contohnya IDD (proyek laut dalam) Chevron Kaltim disetujui Pak Purnomo (Purnomo Yusgiantoro selaku Menteri ESDM) sebesar 6 miliar dolar AS, tapi akhir 2012 dilakukan revisi desain menjadi 12 miliar dolar AS. Makanya, PoD Blok Masela belum pasti segitu, sangat mungkin bertambah," ulasnya.
Pada prinsipnya, dia menilai konsep pengembangan gas Abadi Blok Masela yang disampaikan Kemenko Maritim dan Sumberdaya yang dipimpin Rizal Ramli sudah tepat.
Menurut dia, bangsa Indonesia sudah berpengalaman membangun kilang di darat. Jika jadi dengan skema pipanisasi, maka hal ini bukan proyek pipa terbesar di Indonesia, karena sebelumnya juga pernah dibangun jalur pipa gas laut. Diantaranya, North Bali ke Gresik sepanjang 370 Km; lapangan Kakap Natuna ke Singapura sepanjang 500 Km; lapangan Koridor Jambi ke Singapura sepanjang 248 Km; dan lapangan Kepodang ke PLTU Tambaklorok di Semarang sepanjang 100 Km.
"Memang tidak sedalam Blok Masela, yang bisa 800 meter lebih. Tapi kan pipanya bisa disesuaikan dengan arus laut dan jenis gas," tukasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: