Namun menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan di Indonesia bukan hanya dibutuhkan pengusaha biasa tapi pengusaha berbasis teknologi yang usahanya mempunyai dampak sosial.
"Harapan saya kita bisa cetak Wirausaha yang punya misi sosial yang saya sebut sosial technopreneur. Maksudnya wirausaha-wirausaha yang mampu menyelesaikan permasalahan sosial dengan cara bisnis berbasis IT dan teknologi," katanya dalam acara Gerakan Kewirausahaan Nasional 2016 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Selasa (8/3).
Puspayoga mencontohkan, setiap tahunnya masyarakat selalu diharapkan dengan lonjakan harga cabai. Padahal setiap pasokan cabai selalu surplus setiap kali musim panen dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pasokan cabai selama setahun. Namun karena cabai tak tahan lama, banyak pasokan yang akhirnya terbuang karena tak layak jual.
"Jadi setiap musim raya cabai tidak bisa dimanfaatkan dengan baik karena cabainya kering dan busuk. Seandainya saja ada alat yang bisa menjaga ketahanan cabau itu selama satu tahun. Ini bisa menyelesaikan masalah sosial kita. Itu juga bisa menjaga inflasi, karena cabe salah satu pemicu inflasi," imbuhnya.
Puspayoga berharap suatu hari nanti akan muncul pengusaha dengan inovasi yang bisa memecahkan persoalan tersebut. Sehingga dampak positif dari lahirnya pengusaha tersebut mempunyai efek yang luas. [dzk]
BERITA TERKAIT: