Demikian dikatakan politikus senior Rachmawati Soekarnoputri. Rachmawati pun mempertanyakan sikap Indonesia yang disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT Luar Biasa Orgnanisi Kerjsama Islam (OKI), yang nampak tegas memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Padahal bukan rahasia lagi bila pemerintahan Jokowi merupakan subordinat dari AS.
"Apa yang dapat dilakukan penguasa sekarang terhdp Palestina? Padahal konon, intelijen Indonesia juga bekerjasama dengan intelijen Israel, Mosad, dan bahkan konon ada 12 orang perwira Indonesia dikirim untuk belajar pada Mosad," ungkap Rachma beberapa saat lalu (Senin, 7/2).
Rachma mengingatkan bahwa prinsip Bung Karno dalam pidato "To Built the World Anew" adalah menarik garis antara new emerging forces (Nefos) versus old establish forces (oldeofos). Dengan demikian, pemerintahan Jokowi tak perlu menggunakan standar ganda dalam menghadapi Nekolim.
"Faktanya tidak terlihat peranan penguasa Indonesia terhadap masalah Irak, Korea Utara dan lain-lain di banyak belahan dunia akibat cmpur tangan negara adikuasa. Dan Soekarno menjadi pajangan atau komoditi abal-abal, kecuali karena mungkin melirik petro dolar," demikian Rachma.
[ysa]
BERITA TERKAIT: