"Desa adalah akarnya, bagaimana menumbuhkan pohon dan bunga yang tinggi tanpa akar. Bahkan permata terpendam sangat dalam di lapisan terdalam sana," kata Galih, seniman Indonesia saat memeriahkan launching buku Kebangkitan Desa, oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) di Jakarta (Kamis, 25/2).
Galih melantunkan kisah Sumantri, seorang laki-laki yang menganggap kota adalah satu-satunya tujuan hidup. Ia akhirnya terjebak dalam riuh dan bisingnya kehidupan kota. Sumantri pun merindukan kampung yang penuh dengan kesederhanaan dan kebersamaan.
"Kota adalah bunga-bunga dan butiran buah di pohon yang besar. Tanpa kegigihan akar yang menerobos cadas dan tanah dengan kuat, bunga-bunga dan buah ini tak akan pernah terlahir," ujarnya.
Senada dengan kisah yang dilantunkan tersebut, Buku Kebangkitan Desa hadir untuk mengangkat desa pada posisi tertinggi. Buku tersebut, adalah terjemahan yang mengupas UU 6/2014 tentang desa. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan, Kebangkitan Desa adalah gagasan baru untuk membangun Indonesia dari desa.
[ysa]
BERITA TERKAIT: