‎

. Peci merupakan identitas nasional. Peci juga dijadikan Bung Karno sebagai simbol rakyat kecil seperti petani dan pedagang pasar.‎
Terkait dengan peci, juga ternyata ada fakta menarik berdasarkan survei yang digelar PDI Perjuangan pada bulan Desember lalu. Berdasarkan survei itu, 16,5 persen publik menyukai peci Bung Karno. Dari total responden itu juga terungkap 96,4 persen publik mengenal BK, 87 persen menyukai cara BK memimpin dan 23,4 persen menyukai cara pidato BK.
"Atas dasar itulah atas usulan Achmad Basarah, agar kepribadian Indonesia yang disimbolisasikan dengan kopiah tersebut untuk digelorakan kembali oleh PDIP," beber Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDIP Jawa Timur, di Surabaya (Minggu, 21/2).
Hasto Kristiyanto pun dengan penuh semangat menyetujui gagasan Ahmad Basarah, yang merupakan Wasekjen PDI Perjuangan dan Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR. Hasto juga‎ langsung menginstruksikan DPD PDIP Jawa Barat untuk memesan 1100 kopiah untuk dipakai pada saat Rakerda Jawa Barat beberapa hari mendatang.
"Dengan demikian penggunaan kopiah dengan pin Bung Karno sebagai bagian dari identitas dan kepribadian Indonesia tersebut akan dicanangkan di Jawa Barat pada tanggal l 23 Februati 2016," ucap Hasto.
Saat menyampaikan wacana penggunaan peci Bung Karno, Hasto memuji Wasekjen Ahmad Basarah yang selalu konsisten menggunakan peci dan selalu bicara soal kebangsaan sebagaimana yang selalu disampaikan Bung Karno. Peserta pun memberikan tepukan meriah atas rencana penggunaan peci bagi kader PDIP.
"Kopiah dengan demikian tidak hanya memenuhi aspek kultural, namun mendapatkan pembenaran ideologis, dan kesatu-paduan dengan identitas Bung Karno yang menjadikan peci sebagai bagian identitas nasional dengan keseluruhan watak kepribadian Indonesia," jelas Achmad Basarah.
Hasto pun secara khusus memesan peci dengan bentuk yang sesuai dengan yang kerap dikenakan Sang Proklamator.
Dalam Rakerda PDIP di Provinsi Jawa Timur yang dihadiri oleh seluruh pengurus DPD, DPC dan Ketua PAC se-Jawa Timur, dengan dukungan 20 kepala daerah se-Jawa Timur, Sekjen PDIP menegaskan pentingnya terus menerus membangun kultur organisasi Partai yang berpihak pada wong cilik.
Hal ini juga berangkat dari realitas dimana lebih dari 29 persen rakyat bertani, 11,8 persen buruh kasar, 10 persen perdagangan rakyat, 5 persen tukang bangunan.‎ Struktur rakyat yang didominasi wong cilik tersebut harus menjadi orientasi dedikasi hidup PDIP.
"Karena itulah seluruh watak pemerintahan yang dijalankan oleh PDIP adalah watak pembebasan bagi wong cilik yang masih hidup dalam kemiskinan tersebut," papar Hasto.
Dalam rapat konsolidasi itu, para kepala daerah yang diusung PDIP di wilayah Jawa Timur juga hadir termasuk Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Sejumlah anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur pun tampak hadir.Sementara, dari unsur pengurus pusat partai, terlihat Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah bersama Ketua DPP Bambang DH dan Mindo Sianipar.‎
[ysa]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: