Mengamati sekian banyak gempa itu, ada satu keanehan yang perlu dicermati bersama dalam rangka antisipasi dan mitigasi bencana di tahun-tahun mendatang.
Demikian pendapat DR. Irwan Meilono dari Graduate Research of Earthquake and Active Tectonics (GREAT) Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pesan yang disebarkan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), Minggu pagi (27/12).
"Setiap hari terdapat satu gempa terasa. Tujuh diantaranya adalah gempa merusak. Artinya setiap dua bulan sekali, Indonesia mengalami kerusakan akibat gempa," tulis Irwan mengutip data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menurut Irwan, yang menjadi ironi adalah kenyataan bahwa hampir semua gempa merusak terjadi pada sumber yang tidak didefiniskan sebelumnya pada peta gempa Indonesia.
Karena itu, dia mengingatkan, perlu strategi yang efektif untuk mempercepat upaya mendefinisikan sumber gempa baru.
"Riset dasar harus menjadi prioritas," sambung dia.
Hal ini semakin dibutuhkan karena pemerintah sedang berusaha mempercepat proses pembangunan, seperti kereta cepat, MRT, reaktor nuklir, jembatan bentang panjang, bendungan, dan sebagainya.
"Upaya ini (program pembangunan infrastruktur) harus diiringi dengan pemahaman potensi bencana yang baik," demikian Irwan.
[dem]
BERITA TERKAIT: