Hasil Kesepakatan Konferensi Perubahan Iklim Terlalu Lemah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 14 Desember 2015, 06:38 WIB
rmol news logo . Organisasi lingkungan di berbagai belahan dunia melihat hasil kesepakatan konferensi perubahan iklim terlalu lemah.

Demikian disampaikan aktivis senior Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Pius Ginting dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 14/12).

Pius berada di Perancis bersama sejumlah  aktivis lingkungan dari berbagai belahan dunia yang bergabung dalam "Friends of the Earth" (FoE) dan menyikapi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC/COP) di Le Bourget, Paris, Prancis.

"Hasi kesepakatan terlalu lemah agar dunia bisa selamat dari pemanasan global," ungkap Pius.

Menurut Pius, usaha menjaga suhu tidak lebih 1.5  C sejak revolusi Industri masih mengawang ngawang. Caranya pun tak disebutkan tegas. Kendati disebutkan peralihan ke energi terbarukan,tidak ada larangan bagi negara maju untuk terus investasi di energi fossil di negara berkembang.

"Padahal pembakaran energi fosil inilah sumber utama pemanasan global," demikian Pius. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA