Masalah Freeport Harus Dituntaskan Dengan Gerakan Sistemik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 23 November 2015, 11:59 WIB
rmol news logo . Kasus Freeport yang belakangan ini mencuat merupakan wujud dari senyawa oligharki politik dan pemburu rente. Dan karena itu, penyelesaian secara parsial justru akan memecah belah persatuan anak bangsa.

"Kasus ini seharusnya bisa mempercepat kristalisasi kekuatan nasionalis lintas sektor yang menginginkan diadakannya langkah-langkah radikal untuk mennasionalisasi Freeport," kata Ketua Umum DPP Gerakan Pemuda Desa Mandiri (Garda Sandi), Cokro Wibowo Sumarsono, dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 23/11).

Menurut Cokro, masalah inti persoalan Freeport bukan berada pada figur Sudirman Said, Setya Novanto, Reza Chalid ataupun Luhut Panjaitan. Masalah utamanya adalah pada sistem ketatanegaraan kita yang makin amburadul.

Karena ketiadaanhaluan negara ini maka jalannya pemerintahan menurut selera masing-masing, terutama menteri-menteri yang mayoritas tidak tuntas dalam urusan nation and character building. Di saat yang sama, komando cepat Presiden tak akan pernah turun karena tersandera oleh kekuatan oligharki politik yang ikut terlibat dalam masalah Freeport.

"Masalah sistem harus dilawan dengan gerakan sistemik juga, karena popularitas bukan alat untuk menyelesaikan masalah tersebut," demikian Cokro. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA