Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sektor Maritim Harus Jadi Raksasa Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 20 November 2015, 16:31 WIB
Sektor Maritim Harus Jadi Raksasa Dunia
ilustrasi/net
rmol news logo Kebijakan Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla yang ingin memajukan sektor maritim Indonesia diacungi jempol para pelaku industri perikanan. Salah satunya mengenai illegal fishing yang selama ini menghambat pertumbuhan ekspor ikan di Indonesia.
 
Salah satu perusahaan yang komit mendukung kebijakan pemerintah itu adalah PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. "Kebijakan Menteri Susi dalam memerangi illegal Fishing sangat berpengaruh terhadap produksi industry perikanan di Indonesia. Kami merasakan kebijakan ini sangat berpihak kepada Industri. Kita bisa meningkatkan kapasitas produksi sehingga bisa bersaing dengan negara tetangga dikawasan ASEAN,” tegas Dirut PT Dua Putra Utama Makmur tbk, Witiarso Utomo dalam keterangan persnya, Jumat (20/11).

Menurut dia, lonjakan produksi perikanan di dalam negeri meningkatkan keuntungan para pelaku industri sektor maritim itu sendiri seperti PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. Menurut dia, sebagai perusahaan perikanan lokal yang berkerjasama dengan para nelayan tentu tidak ingin keuntungan yang didapatkan hanya dinikmati oleh perusahaan semata melaikan juga harus bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia lainnya.

"Prospek bisnis dibidang perikanan yang menjanjikan ini seharusnya juga bisa dinikmati oleh masyarakat. Untuk itu, Kami mengajak masyarakat untuk bisa menanamkan modalnya pada perusahaan melalui lantai bursa,” tambahnya.

Melalui penawaran saham perdana pada akhir tahun ini, perusahaan menargetkan bisa menambah modal dari masyarakat. Daniel nainggolan selaku Direktur BNI Sekuritas mengatakan rencana DPUM untuk melantai pada 8 Desember mendatang mendapatkan sambutan hangat dari kalangan investor. Hal itu terbukti dengan banyaknya pesanan saham yang masuk ke BNI Sekuritas.

"Saat ini DPUM sudah masuk di register 3 OJK dan memiliki target listing di tanggal 8 Desember dengan harga terbentuk sebesar Rp. 550 per lembar saham dengan total dana yang di raih dari pasar sebesar 921 milyar. Hal ini cukup luar biasa respon dari pasar, karena masa krisis seperti ini demand saham DPUM bahkan oversubscribe hingga berkali kali," jelas Daniel.
 
Untuk memenuhi kebutuhan produksi, DPUM juga memberdayakan nelayan lokal disekitar pabrik disamping dari tangkapan sendiri. Witiarso Utomo mengungkapkan keterlibatan para nelayan ini sesuai dengan visi perusahaan yaitu untuk memberdayakan dan menggerakan perekonomian lokal tempat perusahaan berada.

"Kita ingin masyarakat juga bisa meningkat taraf hidupnya dengan adanya kami di Pati, Jawa Tengah. Salah satu visi kita adalah menggerakan perekonomian lokal tidak semata mengejar keuntungan perusahaan,” lanjut dia.

Informasi yang didapatkan dari Kementrian Kemaritiman dan Perikanan bahwa tahun depan Indoesia akan meingkatkan export potensi perikanan hingga naik diatas 50% dan akan memberikan kontribusi optimal untuk Devisa dan pendapatan negara.

Konsistensi pemangku kebijakan, pelaku bisnis maritim dan semua stakeholder di dalamnya membawa angin segar buat Indonesia dan bahkan akan menjadikan Indonesia sebagai "Raksasa Maritim Dunia". [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA