Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menperin: Industri Furnitur Indonesia Punya Prospek Yang Cerah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 18 November 2015, 17:59 WIB
Menperin: Industri Furnitur Indonesia Punya Prospek Yang Cerah
Menperin (tengah)
rmol news logo Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan industri furnitur Indonesia memiliki prospek yang cerah. Karena itu dia optimistis ekspor furnitur bersama rotan mencapai USD 5 miliar atau setara Rp 67,5 triliun dengan nilai tukar dollar terhadap rupiah Rp 13.500 dalam lima tahun ke depan.

"Ini karena kita punya keunggulan sumber bahan baku alami yang melimpah, berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal," ujar Menperin saat meresmikan Pembukaan Pameran Perfect Home 2015 di JCC, Senayan, Jakarta, (Rabu, 18/11).

Industri furnitur merupakan industri penghasil nilai tambah tinggi dan devisa.
Kinerja ekspor pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan capaian membaik. Secara total pada tahun 2013 nilai ekspor furnitur kayu dan rotan nasional mencapai  USD 1,8 miliar dan meningkat pada tahun 2014 menjadi USD 2,2 miliar.

Menperin juga menyebut, penerapan Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015 dapat menjadi peluang bagi industri dalam negeri khususnya industri furnitur dan kerajinan.

Untuk itu, pemerintah mendorong peningkatan daya saing industri melalui beberapa program hilirisasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Pemerintah juga tegas mengamankan pasokan bahan baku dengan mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor bahan baku kayu diatur dalam Permendag No. 44 Tahun 2012 tentang Barang Dilarang Ekspor, sementara pelarangan ekspor bahan baku rotan diatur dalam Permendag No. 35 Tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan.

Di samping itu Kementerian Perindustrian melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi penerapan AEC pada tahun 2015, baik melalui penyusunan dan implementasi SNI terhadap komoditi furniture dan kerajinan; penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan melatih para pengrajin furniture dan kerajinan.

Turut hadir pada pameran itu yakni Regional Director For Asia Pasific at ITE Group Kim Willis, Direktur Debindo Internasional Trade Expo Efi Setiabudi, dan Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto, serta Ketua Komite HDII Designer Lable Dwi Sulistyowati.

PASAR EROPA-AS-CHINA

Promosi juga dikedepankan untuk mempopulerkan furnitur di tingkat nasional maupun internasional untuk pameran furnitur internasional dilaksadibukan di luar negeri untuk menembus pasar Eropa, Amerika dan China. Begitu juga di dalam negeri seperti pameran Perfect Home 2015 yang dibuka pada hari ini.

Sementara itu tren furnitur dunia yang terus berubah dan berkembang menuntut perhatian tersendiri dari para pelaku industri ini. Menperin menekankan, dibutuhkan upaya menumbuhkan kesadaran inovasi, karya kreatif furnitur baru dengan inspirasi budaya lokal.

"Pengembangan desain dan motif diharapan yang mampu menyesuaikan selera pasar sebagai upaya peningkatan daya saing industri furniture dan kerajinan nasional yang sekaligus memperluas kesempatan kerja," demikian Menperin Saleh Husin. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA