Basarah menyadari bahwa perjuangan tersebut memang bukanlah perkara mudah karena baik ideologi Pancasila, maupun haluan Trisakti, saat ini dalam ancaman dan masalah yang sangat serius.
‎Di bidang ideologi, saat ini kita dihadapkan oleh berbagai tantangan dan ancaman ideologis dari dalam dan luar negeri. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita tengah menghadapi proses deideologisasi," kata Basarah saat menyampaikan pidato pada Pengukuhan Pengurus DPP PA GMNI masa bhakti 2015-2020, di Hotel Sahid, Jakarta (Selasa, 10/11).
‎Basarah mengungkapkan, proses deideologisasi Pancasila bisa dilihat bagaimana nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila nyaris tergerus dalam pertarungan ideologi individualisme-liberalisme dan fundamentalisme agama yang tengah beraksi di tengah-tengah masyarakat kita saat ini. Nilai-nilai individualisme dan liberalisme, kata dia, telah ditransformasikan secara terstruktur, sistematis dan massif, seolah harus diterima sebagai standar nilai baru yang terbaik dalam pembangunan sistem politik, ekonomi dan budaya di Indonesia.
‎Nilai-nilai dalam Pancasila bahkan seolah-olah dianggap usang, tidak up to date dan karenanya kehilangan relevansinya terhadap upaya menyelesaikan berbagai persoalan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan," ungkap Ketua Fraksi PDIP di MPR ini.
‎Deideologisasi Pancasila ini, lanjut Basarah, juga telah membuat negara tidak memiliki legitimasi ideologis untuk memverifikasi dan memfilter berbagai penetrasi ideologis yang bersembunyi di balik kepentingan yang berhadapan dengan kekuasaan negara. Hal ini, tambah basarah, dapat mendorong perilaku kekuasaan negara menjadi pragmatis, atau bahkan tunduk pada nilai-nilai dalam individualisme dan liberalisme.
"‎Begitupula dengan sikap negara yang cenderung permisif terhadap fenomena munculnya radikalisme yang menyusup melalui isu-isu kebebasan dan demokratisasi," ungkapnya.
‎Basarah menjelaskan, di bidang politik, nilai-nilai individualisme, liberalisme dan kapitalisme telah menggusur semangat gotong-royong dan persatuan nasional di antara elemen-elemen kekuatan politik nasional bangsa Indonesia. Esensi politik sebagai jalan mewujudkan kebaikan bagi publik telah nyaris sirna dari perpolitikan di Indonesia.
‎Liberalisasi di bidang politik juga paralel dengan liberalisasi ekonomi saat ini. Bagi pendukung liberalisme, nilai-nilai Pancasila, khususnya sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah ancaman ideologis utama sehingga Pancasila harus disingkirkan dari praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, ditempatkan dalam penjara formalitas dan simbolik kenegaraan tanpa memiliki fungsi praksisnya sebagai dasar perilaku dan panduan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
‎"Memori kolektif bangsa tentang Pancasila digusur, mindset dan karakter bangsa dirusak dengan penetrasi nilai-nilai liberal yang sama sekali tidak memiliki akar historis dan sejalan dengan filosofi bangsa. Akibatnya, bangsa Indonesia hari ini tengah mengalami proses amnesia terhadap nilai-nilai dan sejarah bangsanya sendiri," demikian Basarah
[ysa]
BERITA TERKAIT: