Hidayat Mus mengatakan, bakaran ikan yang terbuat dari bambu sepanjang 15 kilometer membentang dari Desa Wailau hingga Desa Fetcai merupakan yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia, bahkan di dunia. Acara tersebut melibatkan seluruh masyarakat Kepulauan Sula, dan setiap warga berjejer di sepanjang jalan untuk membakar ikan.
Sebanyak 17 ton ikan hasil laut Kepulauan Sula dibagikan kepada masyarakat untuk pelaksanaan bakar ikan terpanjang di dunia itu.
Dia menjelaskan, bakar ikan bersama-sama terpanjang di dunia yang dilakukan di Kabupaten Sula merupakan upaya memperkenalkan potensi kelautan yang dimiliki oleh Kepulauan Sula. Selain itu, dengan adanya perhelatan tersebut, ia menginginkan pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan wilayah yang sudah dipimpinnya selama 10 tahun.
"Sula merupakan kabupaten kepulauan dengan potensi laut yang sangat luar biasa. Tapi selama ini memang dikelola secara tradisional. Saya ingin dengan adanya informasi seperti ini, Pemerintah Pusat dapat memberikan perhatian lebih kepada kepulauan Sula, khususnya di kelautan," ujar Mus dalam keterangan kepada redaksi.
[ysa]
BERITA TERKAIT: