Guizhou, Indahnya Kota Perbukitan yang Mengemas Alam Jadi Tujuan Wisata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 12 Agustus 2015, 12:57 WIB
Guizhou, Indahnya Kota Perbukitan yang Mengemas Alam Jadi Tujuan Wisata
rmol news logo . ‎Perbukitan tinggi yang dibenuhi gedung-gedung pencakar langit. Begitu kesan pertama yang kita rasakan ketika berkunjung ke Provinsi Guizhou di Tiongkok.

Guizhou memiliki kota besar bernama Guiyang. Kota ini berjarak 6 jam perjalanan dari Guangzhou/Canton City dengan mengunakan China Railway Highspeed ‎(CRH), yang berkecepatan hingga 250 km/jam.

Guiyang beriklim subtropis dengan perbukitan hijau asri yang membalut keindahan gedung-gedung pencakar langit. Perbukitan dibiarkan lestari, sementara beberapa blok dataran yang agak rendah dijadikan perumahan. Perumahan di Tiongkok adalah beberapa apartemen atau lebih mirip dengan rusun yang dihuni oleh warga kurang mampu, dalam hal ini warga yang tidak punya tempat tinggal.

Beberapa jalanan nampak seperti bidang datar tanpa ada tanjakan dan turunan tajam. Ini lantaran, jalanan di Kota Guiyang dibuat rata, dalam artian jika ada bukit yang menghalangi jalan, maka jalan itu dibuat terowongan menembus bukit. Lalu jika ada tebing atau jurang diantara dua bukit, maka jalanan itu dibuat jembatan. Sehingga jalan tetep lurus dan datar tanpa berkelok kelok saat menyeberangi bukit.‎

Pada tanggal 2 Agustus 2015 lalu, rombongan ASEAN Youth Camp diajak berkunjung ke Guiyang. Kelompok pemuda dari semua negara ASEAN ini juga diajak untuk melihat wilayah suku minoritas di Xi Jiang, Guizhou, Tiongkok.‎ Keindahan alam berbalut keindahan kota‎ memanjakan mata peserta ASEAN Youth Camp.

Salah satu yang merasa takjub adalah Lutviah, seorang peserta ASEAN Youth Camp dari Indonesia. Fia, begitu ia disapa, mengaku sudah dua kali berkunjung ke Tiongkok. Namun saat melihat keindahan Guizhou, khususnya Kota Guiyang dan tempat etnis Miao di Xi Jiang, ia merasa bahwa provinsi tersebut sudah ‎memikat hatinya.

‎"Ini kunjungan kali kedua saya ke Tiongkok. Tapi setelah menginjakkan kaki di Guiyang dan Xi Jiang, saya langsung jatuh cinta dan fix menyebut kota ini sebagai favorit saya," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu (Rabu, 12/8).

Lebih lanjut, Fia membandingkan pengelolaan etnis minoritas Miao di Xi Jiang dengan kondisi di Indonesia.‎ Di Xi Jiang, akses jalan menuju etnis Miao dibuat sangat bagus, bahkan masih nampak beberapa alat berat melebarkan ruas jalan. Tidak hanya itu, di area minoritas juga dibuat sedemikian rupa sehingga banyak pengunjung yang berdatangan dan memberikan lahan pekerjaan bagi etnis Miao, baik itu bekerja sebagai penjaja makanan hingga pemandu wisata. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA