Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

CATATAN KRITIS

Kongres III PA GMNI; Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-basarah-5'>AHMAD BASARAH</a>
OLEH: AHMAD BASARAH
  • Selasa, 04 Agustus 2015, 14:01 WIB
Kongres III PA GMNI; Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila
ahmad basarah/net
SEJAK didirikan tanggal 23 Maret 1954 lampau, saat ini Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) telah berusia 61 tahun. Dalam usianya ke 61 tahun tersebut, GMNI telah melahirkan banyak kader-kadernya yang saat ini berkiprah di berbagai medan pengabdian masyarakat seperti lembaga legislatif, baik pusat maupun daerah, kepala daerah, birokrasi, akademisi, guru, pengusaha, profesional, LSM, bahkan menjadi Presiden Repubik Indonesia seperti Ibu Megawati Soekarnoputri.

Dalam perjalanan politiknya, sebagai organisasi kawah candradimuka kaum intelektual Soekarnois, GMNI telah mengalami pasang surut sejarah. Paska Presiden Soekarno dikudeta oleh melalui TAP MPRS 33 tahun 1967 lampau, GMNI pun masuk dalam skema politik pemberangusan eksistensi organisasinya oleh rezim Orde Baru karena dianggap sebagai kaki tangan kekuatan dan penerus ajaran-ajaran Bung Karno. Pada masa itu banyak alumni GMNI yang ditangkap aparat keamanan, diteror, bahkan tidak sedikit yang terpaksa lari ke luar negeri. Situasi politik yang mencekam pada saat itu mengakibatkan banyak di antara kader-kader GMNI yang harus mengaburkan status politiknya sebagai anggota GMNI bahkan terpaksa harus menyembunyikan bahkan membuang buku-buku yang berbau ajaran Bung Karno.

Tidak cukup sampai di situ, rezim Orde Baru pun mempraktekkan politik devide et impera di kalangan alumni GMNI dan kaum Soekarnois lainnya agar di antara mereka saling curiga dan terpecah belah. Semua itu mereka lakukan agar kaum Soekarnois tidak terkonsolidasi sehingga tidak melakukan penggalangan kekuatan (machtvorming), khususnya terhadap ajaran-ajaran Bung Karno.

Dalam suasana duka dan mencekam sebagai akibat tekanan politik rezim Orde Baru itulah, beberapa kader GMNI yang masih setia dan militan terhadap ajaran-ajaran Bung Karno terus melakukan berbagai ikhtiar politik untuk tetap melakukan konsolidasi kekuatan dengan cara merekrut mahasiswa-mahasiswa baru di berbagai kampus di Indonesia untuk  digembleng dengan ajaran-ajaran Bung Karno. Ikhtiar politik itu ternyata membawa hasil sehingga akhirnya GMNI mampu bertahan hidup (survival) hingga saat ini.

Menyadari eksistensi dan perjalanan politik yang penuh suka duka itulah, terutama kesadaran politik sebagai akibat politik pecah belah jaman Orde Baru, para alumni GMNI kemudian merasa perlu untuk merapatkan barisan menyusun kekuatan dengan mendirikan organisasi alumni GMNI. Kesepakatan itu kemudian melahirkan dibentuknya organisasi Forum Komunikasi Alumni GMNI pada tahun 1996. Sekitar sepuluh tahun kemudian, alumni GMNI yang merasakan pentingnya meningkatkan konsolidasi organisasi alumni GMNI untuk merespon peluang poitik yang semakin terbuka di era reformasi untuk mengembangkan dan mensosialisasikan ajaran-ajaran Bung Karno,  kemudian dibentuklah organisasi Persatuan Alumni GMNI melalui Kongres I Persatuan Alumni GMNI tahun 2006 di Jakarta. Kongres ke II  Persatuan Alumni GMNI berhasil diselenggarakan tahun 2010 di kota Surabaya.

Kongres III Persatuan Alumni GMNI akan diselenggarakan pada 7-9 Agustus 2015 di Jakarta yang mengambil Tema "Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila". Kongres III Persatuan Alumni GMNI akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Panitia sengaja memilih tema tersebut karena Alumni GMNI menilai dan merasakan bahwa di era reformasi yang liberalistik saat ini, bangsa Indonesia telah kehilangan peta jalan (road map) dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan bernegara sebagaimana yang diamanahkan oleh para Pendiri Bangsa melalui Proklamasi 17 Agustus 1945 yang lampau.

Salah satu sebab bangsa Indonesia kehilangan arah perjuangan seperti saat ini karena kita telah meninggalkan atau bahkan melupakan Pancasila. Sebagai dasar dan ideologi Negara, Pancasila seharusnya berfungsi sebagai meja statis yang menjadi dasar berpijak sebelum melangkah dan menjadi bintang penuntun dinamis yang menjadi kompas ke mana arah yang akan dituju oleh bangsa Indonesia.

Kongres III Persatuan Alumni GMNI yang akan diikuti oleh 1.000 orang peserta dan peninjau yang berasal dari utusan Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang Persatuan Alumni GMNI dari seluruh Indonesia tersebut akan mengkaji, mambahas dan merumuskan kembali peta jalan bangsa Indonesia agar terwujud cita-cita masyarakat Pancasila sebagaimana filosofi yang di pidatokan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI melalui haluan politik Trisakti Bung Karno yakni Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian yang berkebudayaan Indonesia.

Kongres III Persatuan Alumni GMNI tersebut diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi pemikiran yang dapat dijadikan salah satu referensi bagi bangsa Indonesia, khususnya pihak penyelenggara kekuasaan Negara,  terutama kepada pihak Pemerintahan Joko Widodo yang pada saat kampanye politiknya di pilpres 2014 lalu, telah berjanji akan menerapkan ajaran Trisakti Bung Karno sebagai haluan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya.

Dalam rangka menyiapkan pokok-pokok pikiran yang akan menjadi materi Kongres III tersebut, Panitia Nasional Kongres III Persatuan Alumni GMNI telah mengadakan dua kali seminar pra-kongres yang diadakan pada bulan Juni 2015 di Kota Surabaya dan bulan Agustus 2015 lalu di Kota Bandung. Hasil-hasil yang dicapai dalam dua kali seminar pra kongres tersebut diharapkan akan menjadi panduan dan referensi peserta Kongres untuk membahas dan merumuskan konsep-konsep pemikiran yang menjadi keputusan kongres dan akan menjadi Manifesto Politik Persatuan Alumni GMNI.

Semoga buah pikir kaum intelektual Soekarnois melalui Kongres III tersebut akan memberi sumbangsih berharga bagi bangsa Indonesia untuk kembali kepada Jalan Keselamatan” bagi rakyat, bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai bersama ini. Selamat Berkongres Kaum Intelektual Soekarnois dan Selamat Rapat Akbar Kaum Pemikir Pejuang dan Pejuang Pemikir. Merdeka, Marhaen Menang !!! [***]


Ahmad Basarah (Bung Baskara)

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Alumni GMNI
Periode 2006-2010 dan periode 2010-2015

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA