Baginya persoalan tersebut tidak hanya ada di tubuh PPP. Saat ini partai politik hanya mengedepankan kepentingan organisasi bukan mengedepankan kepentingan rakyat.
"Partai itu sudah rusak semua, mereka main duit, tidak ada memikirkan kepentingan untuk rakyat. Percuma memperbaiki mereka (PPP), bubarkan saja," ungkap Sri Bintang saat ditemui dalam acara peringatan Haul Bung Karno ke 45 di kediaman Rachmawati Soekarnoputri, Jalan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (20/6)
Lebih jauh, Sri Bintang mengatakan terjadinya konflik di internal partai sekarang ini dikarenakan bobroknya UU kepartaian dan UU pemilu. Menurutnya, kedua UU tersebut mesti direvisi kembali.
"Harusnya membuat UU kepataian yang baru. UU partai bobrok, sehingga menghasilkan partai yang seperti sekarang dan dari partai itu, menghasilkan tokoh yang hanya mengejar kepentingannya semata," ungkap Sri Bintang.
Sri Bintang masuk ke partai politik sejak 1993, dan memilih PPP sebagai pijakan dirinya. Di era orde baru, Sri Bintang memberanikan diri untuk membuat PUDI, padahal saat itu pemerintah melarang berdirinya partai-partai selain tiga partai besar saat itu, yakni Golkar, PPP, dan PDI.
Bahkan, pemikiran untuk mendirikan partai sebenarnya sudah ada sejak 1993, diilhami kenyataan bahwa partai yang ada tidak aspiratif. PUDI juga menempatkan diri sebagai partai oposisi yang merupakan bagian utama dari kehidupan demokrasi.
[ysa]
. Mantan politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sri Bintang Pamungkas, menilai konflik yang terjadi di tubuh kabah dikarenakan tidak adanya semangat untuk membangun bangsa. 
BERITA TERKAIT: