Sementara pihak ada yang mendorong Petral untuk dibubarkan. Namun di sisi lain, ada yang menilai Pertamina cukup membenahinya. Ada juga yang menilai, wacana ini sudah disusupi kepentingan politis.
Perbincangan saat itu cukup hangat, bukan hanya di gedung Senayan, melainkan juga di jalanan. Akademisi, politisi, aktivis terlibat debat masalah ini.
Saat itu, akhir Februari 2012, sebagaimana diberitakan
Kantor Berita Politik RMOL, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah komando Dahlan Isklan pun siap mengaudit Petral. Bahkan, Dahlan tak keberatan bila Petral dibubarkan.
"Saya tak keberatan dibubarkan dan saya sudah bicarakan deÂngan Direktur Utama Pertamina, dan setuju karena sejauh ini merepotkan Pertamina. Pertamina sudah berjuang keras untuk buat dirinya bersih, sekarang disorot perusahaan tak bersih karena Petral," terang
Saat itu, Dahlan mengatakan akan melakukan audit terlebih dahulu kepada Petral.
"Apakah sistem Petral ini masih main-main atau tidak, apakah ada pihak yang lebih independen. Kalau sistemnya diubah bagaimana," ungkap Dahlan.
Mei 2012, Menteri Dahlan bertemu intensif dengan Presiden SBY untuk membahas pembubaran Petral.
"Presiden SBY mengajak mendiskusikan soal ini dengan beberapa menteri. Termasuk saya. Arahan Presiden SBY jelas dan tegas bagi saya: benahi Pertamina," ungkap Dahlan, yang sudah tersebar di beberapa media ketika itu.
Review ini kembali menjadi bahan perbincangan di media sosial. Karena belakangan, SBY mengaku telah difitnah Menteri ESDM Sudirman Said. Kata Sudirman, SBY termasuk pihak yang menghalangi pembubaran Petral. Sementara SBY mengatakan tidak pernah mendapat laporan soal pembubaran Petral.
Kini banyak publik bertanya: Apakah SBY berbohong soal Petral?
BERITA TERKAIT: