Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Teladani Kartini, Perempuan Indonesia harus Menulis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 22 April 2015, 01:22 WIB
Teladani Kartini, Perempuan Indonesia harus Menulis
rmol news logo Bagi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie, setidaknya ada empat hal yang harus diteladani wanita Indonesia dari sosok Kartini agar makna Hari Kartini tetap bisa aktual dan relevan.

Pertama, Kartini merupakan seorang yang berpikir maju tentang masa depan. Ini karena Kartini sangat kuat mendorong pentingnya pendidikan untuk perempuan. "Perempuan adalah pembawa peradaban," ujar Grace di akun Twitter-nya, @grace_nat (Selasa, 21/4).

Kedua, Kartini menentang diskriminasi gender yang tumbuh dari cara pandang feodal. "Maka hari Kartini adalah hari anti diskriminasi gender!" tegas Grace.

Ketiga, Kartini adalah perempuan yang menulis tentang bangsanya, tentang kaumnya. Karena bagi Kartini, menulis adalah bekerja untuk keabadian.

"Perempuan hrs menulis, Kartini saja menulis. Jangan sembunyi-sembunyi apalagi takut. Selemah-lemahnya twit galau, itu jg tulisan, terekam abadi di TL (timeline)," imbuh mantan presenter TVOne ini.

"Pasti byk yg bertanya: mengapa harus Kartini? bukankah perempuan lain banyak? Saya harus setuju Soekarno, karena Kartini MENULIS!" ungkap Grace yang pernah menjadi CEO Saiful Mujani Reseach and Consulting ini.

Keempat, sambung Grace, Kartini wafat tepat 4 hari setelah melahirkan. Dengan fakta tersebut, kita diingatkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi. Data 2104 Menunjukkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih 359 per 100 ribu kelahiran. Jauh dari target MDGs 102 per 100 ribu kelahiran.

"Kita hrs melawan tingginya kematian ibu hamil & melahirkan ini. Termasuk kesehatan alat reproduksi. Negara hrs memberi perhatian khusus," tegasnya.

Selain itu, dia menambahkan sikap Kartini lainnya yang harus diteladani wanita Indonesia saat ini. "Yang lebih penting dari Kartini baru adalah: Tidak Takut Berpolitik," tandas ketua umum partai politik termuda tersebut.

Menurutnya, peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April, jauh lebih penting jika menjadi momentum merefleksikan, meneladani, kemudian melanjutkan perjuangan Kartini untuk membangkitkan derajat kaum wanita Indonesia. "Mengenang Kartini bukanlah mengenang keningratan darah. Tapi mengenang keningratan pikiran dan budi Kartini," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA