Perubahan dimaksud bisa meliputi diversifikasi dan inovasi program pemberdayaan perempuan, bisa juga melakukan perubahan struktur kelembagaan di kementerian tersebut. Pasalnya, sampai sejauh ini keberadaan kementerian PP dan PA belum begitu dirasakan manfaatnya bagi upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
"Peringatan Kartini hari ini saja, saya tidak mendengar ada program yang mengesankan. Sepi-sepi saja. Semestinya, kementerian ini bisa berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. Setidaknya, ada terasa sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun lalu," kata Ketua Komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay, dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 21/8).
Perayaan Kartini, menurut Saleh, tidak mesti menghabiskan anggaran besar. Andaikata programnya kecil, tetapi gaungnya besar, tentu akan tetap bisa didengar dan dirasakan orang.
"Misalnya, seluruh jajaran kementerian PP dan PA di Indonesia bisa saja mengunjungi lapas perempuan. Mereka bisa mendengar langsung keluhan dan problematika para perempuan di lapas itu. Kesempatan itu bisa juga sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan pendataan. Kalau perlu, Presiden atau Wakil Presiden diminta untuk sama-sama turun ke lapas-lapas perempuan," jelas Saleh.
Saleh yakin kegiatan seperti ini akan memotivasi semua pihak untuk melihat sisi lain dari lapas perempuan. Bagaimanapun, para perempuan yang ada di lapas tersebut tidak semuanya buruk.
"Pasti ada dimensi kebaikan yang potensinya bisa dioptimalkan untuk membangun lingkungan sekitar mereka," demikian Saleh.
[ysa]
BERITA TERKAIT: