"Kami mensinyalir ini adalah upaya pembungkaman mahasiswa dan elemen aktivis gerakan untuk aksi besar-besaran pada 20 Mei mendatang," tegas Sekjen Front Gerakan Aktivis Indonesia (Fraksi), Andi Awal Mangantarang, sesaat lalu.
Dia menjelaskan, masyarakat termasuk mahasiswa belakangan mulai kritis terhadap pemerintah. Karena kebijakan yang diambil Pemerintahan Jokowi tidak pro rakyat.
"Tidak usah kami sebutkan satu per satu. Sudah banyak contoh kebijakan penguasa saat ini yang tidak memikirkan nasib rakyat kecil alias persetan dengan rakyat, anjing mengonggong kafilah berlalu," ungkapnya.
Undangan makan siang nanti sebenarnya bukan bareng Presiden Joko Widodo, melainkan bersama Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang rencananya akan digelar di ruang rapat besar Gedung Wantimpres, Komplek Istana, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Undangan untuk acara ini sudah dikirimkan ke ketua-ketua BEM dan organisasi ekstra mahasiswa sejak 14 April kemarin.
Dalam undangan yang berkop Kementerian Sekretariat Negara tersebut disebutkan, acara utamanya adalah diskusi terbatas dengan tema "Dialog Mencari Solusi Permasalahan Bangsa". Sebelum acara, semua akan diadakan makan siang bersama.
Ada 15 kelompok yang diundang, yaitu sembilan BEM dan enam organisasi eksktra. Untuk BEM terdiri atas BEM Universitas Indonesia, BEM Institut Teknologi Bandung, BEM Institut Pertanian Bogor, BEM Universitas Brawijaya, BEM Universitas Gadjah Mada, BEM Universitas Hasanuddin, BEM Universitas Muhammadiyah Makassar, BEM UIN Syarif Hidayatullah, dan BEM Universitas Sumatera Utara.
Sedangkan untuk organisasi ekstra yang diundang adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Pergekarakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
[zul]
BERITA TERKAIT: