KAA Harus Wujudkan Tata Dunia Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 20 April 2015, 07:49 WIB
KAA Harus Wujudkan Tata Dunia Baru
twedy noviady/net
rmol news logo . Petikan pidato Presiden Soekarno dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang mengatakan bahwa kolonialisme tidak mati masih relevan dengan kondisi saat ini.

Pun demikian, peringataan Soekarno bahwa kolonialisme tidak hanya berwujud penjajahan tanah namun memiliki wajah baru berupa kontrol ekonomi dan intelektual tetap perlu penjadi perhatian KAA ke-60 saat ini.

"Petikan pidato Soekarno perlu menjadi perhatian penting negara-negara Asia Afrika dalam memahami historis sejarah bangsa-bangsa Asia-Afrika yang pernah mangalami masa kelam penjajahan," kata Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Twedy Noviady Ginting, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 20/4).

Twedy mengingatkan, luas Asia-Afrika yang mencapai 74.823.050 KM2, dengan jumlah penduduk lebih dari 5 miliar jiwa yang tersebar lebih dari 100 negara serta kaya sumber daya alam, merupakan potensi dan kekuatan yang luar biasa. Karena itu, KAA harus mampu merumuskan kerjasama kawasan yang lebih strategis menghadapi dinamika pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

"Semangat kerjasama yang dimaksud harus dijiwai Piagam Dasasila Bandung yang meletakkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan kesejahteraan di dunia menuju tata dunia baru yang berkeadilan," demikian Twedy. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA