Pidato Megawati Memuat Bingkai ke-Indonesia-an, tapi Tak Dimengerti Banyak Orang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 13 April 2015, 05:04 WIB
Pidato Megawati Memuat Bingkai ke-Indonesia-an, tapi Tak Dimengerti Banyak Orang
megawati soekarnoputri
rmol news logo Pidato politik Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati
Sukarnoputri pada acara Kongres IV di Bali memiliki konteks realitas faktual. Secara umum pidato politik Megawati dalam acara PDIP tersebut memuat bingkai ke-Indonesia-an.

"Semangat pidato Megawati adalah mendukung pemerintahan Jokowi yang dimandatkannya," ujar pengamat politik Haryadi dalam siaran persnya, Minggu (12/4).

Adapun kritik tajam terhadap kinerja kekuasaan dan realitas politik sekarang, kata dia, adalah bentuk kepedulian Megawati. "Inilah yang sering tak dimengerti oleh para pengritiknya. Lebih kerap Megawati dikritik melulu dengan memenggal teks pidatonya," cetus Haryadi.

Seakan, teks pidato Megawati itu berdiri lepas tanpa konteks.

Menurut dia, ketika Megawati mengucapkan ada simbiosis antara kekuatan anti-parti dengan modal asing, maka ia mengilustrasikan deskripsi data kualitatifnya secara faktual.

Begitu pula, kata Haryadi, ketika ia meminta agar Presiden harus ingat janji-janjinya kepada rakyat dan taat konstitusi, maka semua berdasar konteks realitas faktual dan normatifnya.

"Jadi, alih-alih pidato Megawati dianggap penuh prasangka, tapi justru para pengritiknya lah yang berprasangka dan memang sudah antipati berlebih terhadap Megawati," tegas dosen Fisip Universitas Airlangga (Unair) ini.

Untuk sebagian, kata Haryadi, sikap antipati terhadap Megawati itu karena iri melihat kenyataan Megawati sukses memimpin partai politik besar dan mampu memelihara konsolidasi partainya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA