Sejak direnovasi di era GuberÂnur DKI Joko Widodo (Jokowi) dua tahun lalu, lokasi ini meÂmang tidak ada peningkatan yang signifikan. Sampai kini, ruko di gedung Blok G sepi dari pedagang maupun pembeli. Lokasinya yang kurang strategis serta fasilitas penunjangnya yang tidak memadai, membuat Blok G sepi peminat.
Berdasarkan pantauan
Rakyat Merdeka, beberapa bagian geÂdung tersebut saat ini terlihat mengalami kerusakan, tepatnya sisi gedung di lantai dua dan tiga mengalami keretakan sekitar 6 cm. Tak hanya itu, beberapa eskalator yang sudah terpasang pun belum juga dioperasikan. Hal ini kerap dikeluhkan para pedagang dan pembeli.
"Kan kalau habis belanja bawa barang banyak. Capek dan males juga kalau bawa barang naik turun tangga. Buat apa ada eskalator kalau nggak bisa jalan," keluh Saanah, seorang pedagang pakaian anak-anak di Blok G Tanah Abang.
Sepinya pembeli di blok G terlihat dari jarangnya pembeli, bahÂkan tidak ada yang menyambangi kios-kios pakaian yang berada di lantai satu dan dua. Kondisi seperti ini pun terus terjadi sejak direnovasi hingga sekarang. "AwÂal-awal memang ramai, apalagi sempat ada program meramaikan blok G. Tapi setelah itu ya sepi lagi, nggak ada pembeli. Kalau begini, ya malas juga jualan di sini," akunya lagi.
Namun yang lebih parah lagi adalah, lantaran kosong, beredar kabar, tempat ini dikhawatirkan jadi tempat esek-esek dan arena transaksi pekerja seks komersial. Menanggapi hal ini, Manajer Unit Pasar Besar (UPB) Blok G Pasar Tanah Abang Namen Suhandi mengatakan, kosongÂnya lantai 3 sudah terjadi awal tahun ini dan merupakan bagian dari program meramaikan Pasar Blok G.
"Jadi, itu tidak sengaja dikoÂsongkan, apalagi dipakai buat tempat mesum. Kita mau pakai lantai 3 nanti untuk keperluan lain. Makanya, pedagang yang masih bertahan dipindah ke lantai 2," kilahnya.
Namen menjelaskan, pedaÂgang yang masih bertahan dan telah dipindahkan ke lantai 2 berjumlah kurang lebih 30 orang. Semua pedagang terseÂbut sudah mendapatkan tempat atau kios sebagai pengganti kios yang sebelumnya di lantai 3. Untuk mengosongkan lantai 3, manajemen Blok G melakukan pembatalan hak sewa terhadap pedagang-pedagang yang sudah tidak aktif berjualan di sana.
Pembatalan hak itu berupa pemutusan kontrak, sehingga pedagang yang sebelumnya di sana tetapi tidak aktif, tidak bisa mengklaim bahwa masa sewa belum berakhir. "Kemarin akhir Februari ini tiga kali enam buÂlan masa gratis. Kita lakukan pembatalan hak supaya jangan tiba-tiba main klaim saja, padahal mereka cuma taruh dagangan, tidak jualan seperti yang lain yang masih bertahan," ucapnya.
Lantai 3 yang kosong akan diperuntukkan untuk hal lain. Kemungkinan besar difungsiÂkan sebagai sarana pendukung Pasar Blok G, seperti tempat parkir atau tempat pedagang yang menjual produk berbeda dengan lantai-lantai di bawahnya. "Kita upayakan itu supaya Blok G bisa ramai. Kalau untuk JPO (jembatan penyeberangan orang) ke Stasiun Tanah Abang dan jembatan besi ke Blok F memang sampai sekaÂrang belum jadi," janjinya.
Terkait hal ini, Wakil GuberÂnur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menyayangkan minimnya pembeli yang mampir ke pasar Blok G Tanah Abang. Padahal misi awal Pemprov DKI Jakarta saat meretivalisasi Pasar Blok G adalah untuk mengaÂkomodir para PKL di kawasan Tanah Abang.
"Kan prinsipnya bagaimana Blok G ini bisa ramai, bisa berÂmanfaat. Bagaimana Blok G ini menjadi andalan juga. Cuma ada ketimpangan dari sisi konsumen yang datang ke situ," tuturnya.
Bekas Walikota Blitar itu juga mendukung jika nantinya Blok G bakal digabungkan dengan titik niaga lain yang ada di Pasar Tanah Abang dan telah terlebih dahulu dimodernisasi. "Jika nanti jadi ada penambaÂhan jembatan jelas membantu," ujarnya.
Ahok Mau Bongkar Blok G
Mengaku tak betah dengan sepinya Blok G Tanah Abang, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berenÂcana membongkar habis Blok G melalui mekanisme lelang. Jika menang, perusahaan bersangÂkutan berhak mengelola pasar selama beberapa tahun.
Meski demikian, lanjutÂnya, sesuai kesepakatan, hak kepemilikan dan pengelolaan nantinya akan dikembalikan kepada Pemprov DKI. "Kita tawarkan kepada perusahaan-perusahaan pengembang. WakÂtunya belum bisa kita pastikan. Sekarang kita masih hitung-hitung, tapi pasti tahun ini," ungkap Ahok.
Dengan menggunakan sistem lelang, kata suami VeÂronica Tan ini, pemprov tidak akan mengeluarkan uang untuk melakukan perbaikan. Hanya saja, pembagian keuntunganÂnya masih harus diperjelas.
Pembongkaran Pasar Blok G Tanah Abang ini bertujuan memperbaiki kondisi sekaligus membuat agar pasar tersebut ramai dikunjungi pembeli. "Kita mau menyelamatkan Pasar Blok G Tanah Abang, supaya ramai pembeli dan yang datang merasa nyaman. Makanya, harus dibongkar terÂlebih dahulu," ungkap Ahok.
Bekas Politisi Senayan ini mengaku khawatir jika banguÂnan Blok G dibiarkan, apalagi saat ini bangunannya semakin rusak dan jadi tempat prostitusi terselubung. "Yakin, dengan suasana seperti itu sepertinya tidak akan laku. Kami ingin ubah seperti Blok Adan Blok B, seperti standar mal," ujarnya.
Pasar yang sempat menjadi unggulan program di masa GuÂbernur Jokowi ini rencananya akan dijadikan pasar modern, disambung ke Blok Adan Blok B yang memang sudah ramai. Ahok menyadari, dari sisi lokasi dan strategi penjualan, Pasar Blok G tidak mengunÂtungkan bagi para pedagang. Terlebih lagi, pedagang di Blok Adan Blok B sudah memiliki pelanggannya sendiri.
Para pedagang Blok G, kata Basuki, juga sudah tidak betah berdagang di sana. Banyak pedagang yang memilih hanya menyimpan dagangan di Blok G dan turun berdagang di pingÂgir jalan. "Kalau kami perbaiki lagi pasarnya, lebih mahal harganya," imbuhnya.
Beberapa waktu lalu, Ahok mewacanakan menjadikan Blok G Tanah Abang menjadi pasar khusus sablon, seperti di Pasar Senen. Hanya saja, kini Basuki menÂgakui wacana itu sulit direalisasi.
Perihal fungsi pasar yang telah berubah menjadi tempat lokalisasi pindahan BongÂkaran, Basuki menegaskan, PSKdi sana harus ditangkap. "Suruh ormas saja buat tangÂkepin mereka (PSK)," ucap Ahok. ***
BERITA TERKAIT: