Seru Deh, Akan Banyak Bule Beredar di Jalanan Jakarta

Buat Tambah Devisa, Indonesia Bebaskan Visa Bagi 45 Negara

Rabu, 18 Maret 2015, 09:46 WIB
Seru Deh, Akan Banyak Bule Beredar di Jalanan Jakarta
ilustrasi
rmol news logo Pegiat dunia maya ramai memperbincangkan kebijakan pemerintah membebaskan visa bagi 45 negara untuk meningkatkan kunjungan wisata. Siap-siap saja negeri kita kedatangan banyak bule.
 
 DI jejaring sosial Twitter, akun @ BackpackerInf pesimistis, kebijakan baru tersebut akan menambah devisa. Sebab, kata dia, fasilitas lainnya masih belum mendukung wisatawan datang ke Indonesia. "Percuma kalau tempat wisata dan layanan lainnya masih segitu-gitu aja," kicaunya.

Akun @carnwhutagalung menyindir, meskipun Indonesia membebaskan visa bagi wisatawan asing, tetapi banyak tempat wisata yang sulit diakses dan tidak terawat.

"Makanannya tak enak dan kotor, nggak mau makan walau gratis. Danau Toba, Sorake, Lombok, Raja Ampat memang indah, tapi aksesnya nggak indah," celotehnya.

Akun @lialala_mel mengatakan, pembebasan visa itu harus diawasi dengan baik untuk menghindari aksi oknum nakal. "Di lapangan nyatanya banyak petugas imigrasi yang mencari celah untuk memeras turis. Istilahnya kalau bisa dipersulit, mengapa harus kemudahan yang diberi," sindirnya.

Akun @aliyahdewi mempertanyakan, bagaimana nasib wisatawan asal Indonesia yang ingin berlibur ke luar negeri. "Apakah WNI juga akan mendapatkan hak yang sama apabila berkunjung ke negara-negara tersebut?" tanyanya.

Akun @mhroem tidak yakin, wisatawan dari 45 negara itu akan datang ke Indonesia, meskipun sudah dibebaskan visanya. Dia menduga, pemberian eksekusi mati kepada beberapa WNA mempengaruhi niat berwisata ke Indonesia.

"Nggak bakal efektif. Dunia sudah antipati sama Indonesia karena hukuman mati," cetusnya.

Akun @teguhdh mengeluhkan kebijakan pemerintah tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak adil karena mempermudah hidup wisatawan asing, namun menjerat leher rakyatnya sendiri. "Sementara beban pajak rakyat makin besar," protesnya.

Akun @TrinityTraveler mengingatkan, pembebasan visa itu hanya untuk wisatawan asing ke Indonesia, bukan sebaliknya.

"Inget, kalau 'Indonesia bebaskan visa' berarti orang luar negeri yang ke Indonesia yang gratis, bukan kita ke negara tersebut yang bebas visa. #janganGR," jelasnya.

Akun @djhamdan64 berpendapat, pembebasan visa hanya menimbulkan permasalahan baru bagi Indonesia. "Amat sangat rugi, dan akan ciptakan masalah baru, yaitu ketenagakerjaan asing di Indonesia," cuitnya.

Sedangkan tweeps @CalvinTsu mendukung pembebasan visa bagi 45 negara. Dia bergurau, masyarakat Indonesia akan lebih sering melihat wisatawan asing di jalan dan tempat wisata. "Nggak apa-apa biar banyak bule kere jalan-jalan di Jakarta. Ngiri liat banyak bule di Bangkok, di Jakarta sepi banget turis asingnya," keluhnya.

Tweeps @gatotgoei setuju 45 negara itu mendapatkan fasilitas bebas visa. Namun ia meminta, jika Indonesia membebaskan visa, maka pemerintah juga meningkatkam keamanan bagi warga pribumi dan wisatawan. "Harus sebanding dengan tingkat keamanan dan kenyamanan. Biar devisanya benar-benar nambah," sarannya.

Untuk menambah cadangan devisa, pemerintah akhirnya membebaskan visa untuk 45 negara. Dengan pembebasan visa itu, Indonesia menargetkan tingkat kunjungan wisata mancanegara meningkat 1 juta dari yang sebelumnya mencapai 9 juta wisman per tahun.

"Posisi kita saat ini baru 15 negara. Oleh karenanya dengan ditambah 30 ini, total kita menjadi 45 negara yang bebas visa. Kita harapakan akan ada tambahan sekitar 1 juta wisman," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Apabila dikonversi ke dalam dolar, sebut Arief, total kunjungan wisman itu akan mendatangkan penerimaan negara sebesar 1 miliar dolar AS setiap tahun. Hitungan itu didapat dengan asumsi setiap wisman akan memberikan keuntungan bagi negara sebesar 1.200 dolar AS.

"Nah kita harapkan dari kebijakan ini pelayanan kita akan bagus karena orang kalau mau ke Indonesia tidak perlu pusing lagi dengan visa. Yang kedua jumlahnya akan meningkat," terang Arief.

Arief memaparkan, bebas visa ini diterapkan untuk 45 negara yang tersebar mulai dari Asia, Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, hingga Afrika.

Negara-negara di Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk negara Pasifik adalah Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, dan Mexico. Lainnya adalah Rusia, Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Swis, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hongaria, Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan.

Menurut Arief, cara pembebasan visa ini sudah diterapkan lebih dulu oleh Malaysia dan Thailand. Saat ini, jumlah wisman di Malaysia mencapai 27 juta per tahun sementara Thailand 26 juta per tahun.

"Kami targetkan dalam waktu lima tahun, kita akan kalahkan kedua negara itu," yakin Arief.

Penerapan bebas visa ini akan berlaku mulai bulan April 2015. Visa diberikan untuk kunjungan singkat selama 30 hari. Dengan dibukanya pintu untuk 45 negara, Arief mengakui bebas visa serupa belum berlaku untuk turis Indonesia di negara tersebut.

"Apabila kita buka dulu, maka nanti kita minta mereka juga melakukan hal yang sama," katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA