Proyek lain yang spektakuler dan terkesan mengada-ada adalah pengadaan buku tiga seri atau trilogi karya Ahok senilai Rp 30 miliar. Proyek itu ditemukan dalam pos anggaran Dinas Pendidikan.
Ketiga buku yang akan diterbitkan itu diberi judul
Nekat Demi Rakyat,
Dari Belitung Menuju Istana, dan
Tionghoa Keturunanku, Indonesia Negaraku yang masing-masing senilai Rp 10 miliar.
Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta HM Ashraf Ali mengatakan, anggaran itu diminta oleh kantor Ahok.
Sabtu siang tadi di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur (28/2), Ahok membantah kantornya atau SKPD Pemprov DKI terlibat dalam pemesanan buku itu.
Ahok menyebut kabar yang mengatakan anggaran pengadaan tiga buku itu atas permintaan kantornya sebagai fitnah.
Tetapi bantahan Ahok itu tidak lantas membuat keanehan mata anggaran buku trilogi Ahok itu terjawab.
Aktivis media sosial Jonru Ginting dalam halaman Facebook miliknya masih mempertanyakan.
Buku Trilogi Ahok itu proyek pribadi, tapi kok pakai dana APBD? Ini yang kalian sebut gubernur bersih?†tulisnya.
Sambung Jonru, sebagai orang yang juga memiliki usaha penerbitan buku, dirinya tahu persis seluk beluk penerbitan buku.
Anggaran Rp 30M untuk trilogi sungguh sebuah
mark up yang sangat luar biasa. Anggaran ril paling cuma sekitar Rp 500 juta. Bahkan mungkin bisa jauh di bawah itu. Ini yang kalian sebut gubernur bersih?†tulisnya lagi.
Di akhir komentarnya, Jonru menambahkan hastag
#‎KickAhokFromJakarta‬.
[dem]
BERITA TERKAIT: