Sebanyak 10 jurnalis
Charlie Hebdo di Perancis tewas, termasuk editor dan karikaturis utamanya, Stephane Charbonnier setelah diserang tiga orang bersenjata. Dua polisi juga tewas dalam insiden yang sama.
Aktivis Pro Demokrasi Firman Tendry turut berduka atas tragedi tersebut. Namun dia juga marah atas sikap redaksi majalah satiris tersebut karena kerap menerbitkan kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad.
"Saya bersedih juga berduka atas meninggalnya 10 jurnalis Perancis dalam tragedi
Charlie Hebdo. Tapi juga marah dengan penghinaan itu," jelas Tendry seperti dikutip dari akun Facebook-nya pagi ini, (Jumat, 9/1).
Tendry menegaskan, tidak ada kebebasan atau demokrasi jika itu untuk melukai hati, pikiran dan keyakinan. Karena, demokrasi juga harus bisa menghargai dan memelihara kemanusiaan.
"Ini bukan soal kartun dan satir. Bukan kartun dibalas kartun. Ini soal pelecehan terhadap Nabi yang diyakini umat Islam. Dan jika Nabinya dihina dan dilecehkan dipastikan umat Islam sedunia marah," tegas Tendry yang juga Sekjen Prodem ini.
[zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: