"Untuk itu, puskesmas harus diperkuat agar tidak selalu merujuk pasiennya ke RS," kata Anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi Golkar, Aditya Anugrah Moha dilansir dari laman
Parlementaria, Senin (22/12).
Aditya menegaskan, puskesmas perlu diperkuat dengan memaksimalkan layanan pasien. Bila fasilitas layanan puskesmas terus ditingkatkan, pasien warga miskin tidak selalu dirujuk ke RS. Saat ini, rata-rata puskesmas merujuk pasiennya ke rumah sakit mencapai 20-40 persen. Padahal, angka maksimal rujukan hanya sampai 12 persen saja.
"Kemenkes perlu menelaah dan menindaklanjuti temuan ini. Fasilitas layanan kesehatan di tingkat pertama, yaitu puskesmas harus betul-betul baik dan memadai agar pasien tidak menumpuk di RS," terang dia.
Selanjutnya, bila pasien puskesmas selalu dirujuk ke RS, akhirnya mereka tidak dapat tempat tidur, karena pasiennya overload dan berdesakan.
Pemerintah mensinyalir, mudahnya puskesmas merujuk pasien ke RS, lantaran puskesmas belum dilengkapi dengan laboratorium. Selain itu, para dokter umum puskesmas tidak menjalankan 155 diagnosis yang mestinya bisa diselesaikan di layanan kesehatan tingkat pertama. Realitas ini terjadi hampir di semua RS dan puskesmas di berbagai daerah. Hal ini juga diakui Aditya menjadi kendala serius di puskesmas.
[rus]
BERITA TERKAIT: