Menkopolhukam Tedjo Edy PurÂdijatno mengatakan, laporan yang ia terima dari intelijen, saat ini sudah ada ratusan WNI dan 110 warga neÂgara asing yang teridentifikasi menÂjadi anggota ISIS di Poso. Ini sudah taÂhap menggelisahkan. Gubernur SulÂteng dan bupati setempat sudah meÂminta bantuan untuk menyeÂleÂsaiÂkan ISIS di sana,†kata Tedjo, di JaÂkarta, kemarin.
Kata dia, laporan ini juga sudah diÂrespons Presiden Jokowi yang langÂsung meminta seluruh pihak terkait unÂtuk melakukan langkah-langkah preÂfentif. Dia bilang, kementriannya juÂga akan langsung berkoordinasi dengÂan Imigrasi untuk mengawasi perÂgerakan dari dan ke luar InÂdoÂnesia. Agar mereka tidak seenaknya keÂluar dan masuk Indonesia.
Poso ini kan sudah banyak WNI maupun asing yang masuk di sana,†ujar dia.
Tedjo bilang, pihaknya juga akan meÂlaÂkukan serangkaian langkah antiÂsiÂpaÂtif, misalnya dengan pemeÂrikÂsaan mendalam terhadap alumni ISIS. Sebab, dikhawatirkan mereka jusÂtru mengembangkan paham raÂdiÂkal ini. Ditanya lebih lanjut berapa WNI yang sudah direkrut oleh ISIS, TeÂdjo bilang akan memastikannya lagi. Saya rasa cukup banyak, nanti akan diinfokan kalau ada jumlah pasti,†jelas Tedjo.
Sehari sebelumnya, kepolisian MaÂÂlayÂsia mengamankan 12 WNI di BanÂÂdar Udara Kuala Lumpur ketika henÂÂdak terbang ke Suriah. Diduga, meÂreka akan bergabung dengan ISIS. KaÂÂbagpenum Polri Boy Rafli Amar meÂngatakan tindakan pengamanan ini dilakukan untuk mencegah keÂgiaÂtan yang memperburuk situasi keÂaÂmanan dan politik di Suriah. Dia meÂngatakan, mereka akan ke Suriah meÂlalui Turki. Memang sebaiknya warÂga mengevaluasi keberangkatan ke sana (Suriah),†kata Boy.
Ke-12 WNI itu terdiri dari 3 laki-laki, 4 wanita, dan 5 lainnya masih anak-anak. Usia mereka beragam. Ada yang 36, 26, dan 23 tahun. Serta yang anak-anak baru berusia 2 dan 3 taÂhun. Dari kartu identitas, 12 WNI itu berasal dari Surabaya, Magetan, Blitar dan Kutai Kartanegara.
Kata Boy, 12 WNI tersebut sudah diÂdeÂportasi dan tiba di Jakarta pada SeÂnin (15/12) malam. Mereka langÂsung dibawa menuju Mako Brimob KeÂlapa Dua untuk menjalani pemeÂrikÂsaan oleh petugas kepolisian.
BeÂlum bisa disimpulkan, baru penÂdaÂlaÂman lebih lanjut. Nanti dari hasil peÂmeÂriksaan baru diketahui,†kata Boy.
Boy melanjutkan, dalam peÂmeÂrikÂsaÂan 12 WNI yang dideportasi ini akan ditanya soal tujuan serta motif ke Suriah. Termasuk pula soal keÂlengÂkapan dokumen perjalanan meÂreka. Serta soal informasi mereka keÂluarga dari tersangka tindak keÂjaÂhaÂtan.
Apakah di antara mereka ada yang terÂlibat kejahatan perampokan CIMB NiaÂga Medan, Boy bilang belum bisa menÂjawab.â€Kami belum bisa pasÂtiÂkan, apakah mereka berkaitan dari keluarga salah satu kaitan kejahatan (CIMB Medan),†ucapnya.
Boy mengungkapkan banyak WNI yang terpropaganda dengan ajakan berÂgabung ke ISIS melalui media soÂsial. Kelompok itu (ISIS) mengÂguÂnaÂkan media sosial untuk menyeÂbarÂkan propaganda. Dan memang ada raÂtusan pemuda Indonesia yang berÂhasil lolos,†terang Boy.
Boy melanjutkan biasanya WNI yang hendak ke Suriah, selalu melalui negara tetangga seperti Malaysia keÂmudian terbang ke Istanbul, Turki lalu ke negara tujuan.
Beberapa yang lolos usianya muÂlai dari 20 hingga 30 tahun. Mereka keÂna propaganda dari pihak-pihak tiÂdak bertanggungjawab melalui media onÂline sehingga tergoda,†pungÂkasÂnya. ***
BERITA TERKAIT: