Ratusan Pendukung ISIS Ngumpet Di Wilayah Poso

Diungkap Menkopolkam

Rabu, 17 Desember 2014, 09:34 WIB
Ratusan Pendukung ISIS Ngumpet Di Wilayah Poso
ilustrasi
rmol news logo Perkembangan gerakan Ne­ga­ra Islam Irak Suriah (ISIS) di In­do­nesia sudah meng­khawatirkan. Ra­tu­san WNI su­dah direkrut menjadi ang­gota ge­rakan radikal tersebut. Dari laporan intelijen, pergerakan ISIS di In­do­nesia berpusat di Poso, Su­lawesi Tengah.    

Menkopolhukam Tedjo Edy Pur­dijatno mengatakan, laporan yang ia terima dari intelijen, saat ini sudah ada ratusan WNI dan 110 warga ne­gara asing yang teridentifikasi men­jadi anggota ISIS di Poso. Ini sudah ta­hap menggelisahkan. Gubernur Sul­teng dan bupati setempat sudah me­minta bantuan untuk menye­le­sai­kan ISIS di sana,” kata Tedjo, di Ja­karta, kemarin.

Kata dia, laporan ini juga sudah di­respons Presiden Jokowi yang lang­sung meminta seluruh pihak terkait un­tuk melakukan langkah-langkah pre­fentif. Dia bilang, kementriannya ju­ga akan langsung berkoordinasi deng­an Imigrasi untuk mengawasi per­gerakan dari dan ke luar In­do­nesia. Agar mereka tidak seenaknya ke­luar dan masuk Indonesia.

Poso ini kan sudah banyak WNI maupun asing yang masuk di sana,” ujar dia.

Tedjo bilang, pihaknya juga akan me­la­kukan serangkaian langkah anti­si­pa­tif, misalnya dengan peme­rik­saan mendalam terhadap alumni ISIS. Sebab, dikhawatirkan mereka jus­tru mengembangkan paham ra­di­kal ini. Ditanya lebih lanjut berapa WNI yang sudah direkrut oleh ISIS, Te­djo bilang akan memastikannya lagi. Saya rasa cukup banyak, nanti akan diinfokan kalau ada jumlah pasti,” jelas Tedjo.

Sehari sebelumnya, kepolisian Ma­­lay­sia mengamankan 12 WNI di Ban­­dar Udara Kuala Lumpur ketika hen­­dak terbang ke Suriah. Diduga, me­reka akan bergabung dengan ISIS. Ka­­bagpenum Polri Boy Rafli Amar me­ngatakan tindakan pengamanan ini dilakukan untuk mencegah ke­gia­tan yang memperburuk situasi ke­a­manan dan politik di Suriah. Dia me­ngatakan, mereka akan ke Suriah me­lalui Turki. Memang sebaiknya war­ga mengevaluasi keberangkatan ke sana (Suriah),” kata Boy.  

Ke-12 WNI itu terdiri dari 3 laki-laki, 4 wanita, dan 5 lainnya masih anak-anak. Usia mereka beragam. Ada yang 36, 26, dan 23 tahun. Serta yang anak-anak baru berusia 2 dan 3 ta­hun. Dari kartu identitas, 12 WNI itu berasal dari Surabaya, Magetan, Blitar dan Kutai Kartanegara.

Kata Boy, 12 WNI tersebut sudah di­de­portasi dan tiba di Jakarta pada Se­nin (15/12) malam. Mereka lang­sung dibawa menuju Mako Brimob Ke­lapa Dua untuk menjalani peme­rik­saan oleh petugas kepolisian.

Be­lum bisa disimpulkan, baru pen­da­la­man lebih lanjut. Nanti dari hasil pe­me­riksaan baru diketahui,” kata Boy.

Boy melanjutkan, dalam pe­me­rik­sa­an 12 WNI yang dideportasi ini akan ditanya soal tujuan serta motif ke Suriah. Termasuk pula soal ke­leng­kapan dokumen perjalanan me­reka. Serta soal informasi mereka ke­luarga dari tersangka tindak ke­ja­ha­tan.

Apakah di antara mereka ada yang ter­libat kejahatan perampokan CIMB Nia­ga Medan, Boy bilang belum bisa men­jawab.”Kami belum bisa pas­ti­kan, apakah mereka berkaitan dari keluarga salah satu kaitan kejahatan (CIMB Medan),” ucapnya.

Boy mengungkapkan banyak WNI yang terpropaganda dengan ajakan ber­gabung ke ISIS melalui media so­sial. Kelompok itu (ISIS) meng­gu­na­kan media sosial untuk menye­bar­kan propaganda. Dan memang ada ra­tusan pemuda Indonesia yang ber­hasil lolos,” terang Boy.

Boy melanjutkan biasanya WNI yang hendak ke Suriah, selalu melalui negara tetangga seperti Malaysia ke­mudian terbang ke Istanbul, Turki lalu ke negara tujuan.

Beberapa yang lolos usianya mu­lai dari 20 hingga 30 tahun. Mereka ke­na propaganda dari pihak-pihak ti­dak bertanggungjawab melalui media on­line sehingga tergoda,” pung­kas­nya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA