Pengkaderan awal, melalui pengajian-pengajian seperti, Ikhwanul Muslimin Taharatulqulub, Fathul Asror Miftahussa’adah dan Kelompok Wal’asri, serta kelompok pengajian lainnya. Beberapa kelompok pengajian di atas ternyata kemudian menjadi cabang Muhammadiyah, lahirlah kader-kader Muhammadiyah al awalunâ€. Dan berdirilah Muhammadiyah 8 Dzulhijah 1330 bertepatan dengan 18 November 1912. sebagai sebuah Pergerakan†.
Orientasi gerakan Muhammadiyah, yang di inisiasi oleh Kiyai Dahlan adalah Keadilan Sosialâ€, melalui kepedulian sosial tinggi yang ditunjukkan oleh Kiyai Dahlan. Jauh sebelum ilmuaan dan para cendikiawan masa kini berkoar tentang gerakan Islam Transformatif, yang membebaskan dan mampu mewujudkan keadilan sosial. Kiyai Dahlan mampu melahirkan pemikiran dan gerakan Islam yang mampu menjawab permasalahan sosial sesungguhnya, yang dimasanya dianggap aneh dan kufur, karena mengancam eksitensi kelompok tertentu, penjajah maupun kelompok ulama yang feodal.
Menjawab permasalahan kebodohan, keterbelakangan yang pada akhirnya melahirkan kemiskinan, Kiyai Dahlan mengintensifikasikan gerakan pendidikan. Lahirlah sekolah-sekolah Muhammadiyah yang selain mengajarkan ilmu agama juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum.
Gerakan anti kemiskinan lainnya, pun tercetus melalui pengajian-pengajian intensif yang langsung dibina oleh Kiyai Dahlan. Cerita tentang pembahasan Surat Al Maun yang terus menerus diajarkan oleh Kiyai Dahlan pada santri-santrinya, sangat populer di kuping simpatisan, aktivis dan kader Muhammadiyah. Pengajian tentang surat Al Maun ini, yang melatarbelakangi lahirnya lembaga-lembaga altruistic (social) milik Muhammadiyah, seperti Panti Asuhan, Panti Jompo, dan Rumah Sakit.
Generasi awal Muhammadiyah mulai KH. Ahmad Dahlan,KH. Ibrahim, KH. Hisyam, Haji Muhtar, Haji Muhammad Suj’a, Haji Fakhrudin, R.H. Hadjid. Maupun mantan-mantan Ketua Pengurus Besar (PB) Muhammadiyah seperti Ki Bagoes Hadikoesumo (1942-1953), KH. Ahmad Badawi (1962-1968) yang cemerlang telah membangun pondasi kuat bagi pergerakan Muhammadiyah selanjutnya. MKCHM, Keperibadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan, Muqadimmah Anggaran Dasar merupakan panduan bagi seluruh kader pergerakan untuk melanjutkan perjuangan Muhammadiyah kini dan nanti.
Generasi dulu, atau Muhammadiyah Al awalun mampu mentransformasikan pemahaman ke-Islaman-nya dalam sebuah pergerakan sosial yang massal, untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh umat Islam di Indonesia, yakni masyarakat utama. Dengan semangat ikhlas, tanpa pamrih, dijiwai oleh dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan Tajdid.
Lantas bagaimana dengan sekarang dan nanti?
Gambaran Muhammadiyah al awalun tidak terlepas dari, karakter dari Kiyai Dahlan dan murid-muridnya serta para pimpinan Muhammadiyah Generasi awal dan pertengahan. Karakter ikhlas, tanpa pamrih, responsif, inovatif dan anti kemapanan (anti-jumud), berangkat dari profesi generasi awal Muhammadiyah yang berprofesi sebagai pedagang-pedagang jujur di daerahnya masing-masing. Mereka adalah manusia-manusia merdeka yang mampu mendedikasikan hidupnya untuk perjuangan Islam melalui Muhammadiyah, dan jarang sekali yang mengharapkan pendapatan dari Muhammadiyah, selain memang sedang merintis pergerakan, mereka sadar betul bahwa Muhammadiyah adalah tempat mendedikasikan diri dalam ber-Islam.
Generasi Muhammadiyah saat ini agak berbeda. Dengan konstelasi asset organisasi yang terus berkembang pesat, serta memiliki nilai ekonomis yang besar pula. Muhammadiyah sekarang tampil dengan wajah yang berbeda. Orang-orang awam lebih mengenal sekolah Muhammadiyah atau Universitas Muhammadiyah ketimbang Organisasi Muhammadiyah itu sendiri, orang awam sering mengindentifikasi Muhammadiyah sebagai Yayasan pendidikan yang besar, sama dengan yayasan-yayasan pendidikan lainnya, yang samar-samar sangat profit oriented. Begitu pula. Kondisinya seragam. Hampir diseluruh daerah di Indonesia dimana Muhammadiyah Hidup, karakter generasi awal yang ikhlas seolah pudar, dan sedikit tersisa.
Pimpinan Muhammadiyah pada saat ini yang didominasi oleh Birokrat, Guru, Dosen, Politisi dan sedikit sekali pedagang. Merubah wajah dakwah Muhammadiyah. Tidak jarang Muhammadiyah hanya menjadi tempat mampir sebentar untuk meraih jabatan tertentu di Birokrasi, jabatan politik atau jabatan di Amal Usaha Muhammadiyah itu sendiri. Akhirnya, terlihat nyata Gerak Dakwah Muhammadiyah Jumud, bahkan cenderung jalan ditempat, lebih ekstremnya mundur dan tertinggal. Feodalisme, Jumud, dan Taqlid yang selama ini ditentang seakan tumbuh di Muhammadiyah untuk melanggengkan kepentingan kelompok-kelompok tertentu di Muhammadiyah. Baik, kepentingan politik maupun kepentingan ekonomi. Kepentingan dakwah nyaris tersisih, kalau pun ada, hanya sebagai suplemen pelengkap untuk sekedar menunjukkan kepada publik bahwa Muhammadiyah, Khusus di berbagai daerah di Banten berkhitmad pada Dakwah. Selebihnya, sibuk dengan agenda ritunitas amal usaha dan pelbagai persoalannya. Kita harus berubah! Bagaimana caranya?
Apa nalar baru?
Pemuda Muhammadiyahâ€. Yaâ€, melalui Pemuda Muhammadiyah. Melalui organisasi otonom ini kita bisa memulai perubahan gerakan Muhammadiyah kembali kepada ruh sebagai gerakan perubahan sosial†melalui dakwah amar makruf nahi munkar. Pemuda sekarang adalah masa depan Muhammadiyah. Maka kita membutuhkan format gerakan Pemuda Muhammadiyah yang memiliki semangat kebaharuan (gerakan tajdid).
Kebaharuan (Tajdid) adalah watak gerakan Muhammadiyah yang beberapa dekade ini dikritik oleh banyak pihak tidak lagi hadir dari Muhammadiyah. Maka menghadirkan semangat kebaharuan adalah fardhu ain. Watak kebaharuan ini-lah yang saya sebut Nalar Baru Gerakan Pemuda Muhammadiyahâ€. Untuk memulainya maka dibutuhkan, pertama. Format pembenahan suprastruktur organisasi, yakni sumber daya manusia Pemuda Muhammadiyah dalam skala yang massif. Kedua, Percepatan gerak insfrastruktur organisasi, yakni melalui program-program gerakan yang menawarkan kebaharuan bagi gerakan dakwah amar makruf nahi munkar, kepemudaan, ekonomi dan sosial-politik.
Agenda aksi nalar baru gerakan Pemuda Muhammadiyah
1. Agenda Pembenahan Suprastruktur
Agenda pembenahan suprastruktur dilakukan melalui pengkaderan, tetapi format pengkaderan Baitul Arqom yang selama ini dianggap formalistik harus pula ikut dibenahi dibeberapa bagian, seperti Baitul Arqom tidak hanya dijadikan pengkaderan sekali setahun, dibeberapa level, tetapi diikuti dengan pelembagaan pengkaderan rutin semacam kuliah kader yang dilakukan bisa selama 6 Bulan, seminggu sekali, melalui pengajian Baitul Arqom disemua level pimpinan Pemuda Muhammadiyah, mulai ranting sampai dengan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, dengan kurikulum pembelajaran lengkap mengenai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, serta tema-tema tematik lainnya.
Jadi, dimasa yang akan datang kita tidak hanya memiliki forum Baitul Arqom yang dilaksanakan dalam jangka waktu hanya 3-5 hari, diberbagai level kepemimpinan, tetapi Pemuda Muhammadiyah memiliki kelas kuliah kader selama 6 bulan, yang dilaksanakan setiap seminggu sekali dibeberapa sarana sekolah atau perguruan tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia, yang juga kita sebut dengan Baitul Arqomâ€. Model ini akan membantu setiap kader Pemuda Muhammadiyah meningkatkan kapasitas-nya masing-masing, sebagai usaha untuk mewujudkan Nalar Baru Gerakan Pemuda Muhammadiyahâ€, tidak mungkin kita bisa mendorong perubahan sosial dan meningkatkan kualitas dakwah dan gerakan Pemuda Muhammadiyah, tanpa terlebih dahulu membenahi kapasitas dan kualitas kader.
2. Agenda Percepatan Gerak Infrastruktur Organisasi
Infrastruktur yang terwujud dalam struktur gerakan Pemuda Muhammadiyah yang relatif lebih baik_mulai dari ranting sampai dengan pusat_dibandingkan dengan organisasi-organisasi kepemudaan lainnya diseluruh Indonesia, memberikan kesempatan kepada Pemuda Muhammadiyah untuk melakukan akselerasi atau percepatan berbagai program aksi gerakan dakwah, sosial-politik dan ekonomi Pemuda Muhammadiyah serta peran Global (Internasional). Dalam hal ini, Pemuda Muhammadiyah membutuhkan Manajer Dakwah†yang memahami persis potensi, peluang, tantangan dan hambatan†yang dimiliki Pemuda Muhammadiyah. Nah, berangkat dari pendekatan tersebut saya mencoba mendeskripsikan agenda percepatan gerak infrastruktur Pemuda Muhammadiyah melalui tiga bagian besar;
A. Agenda Percepatan Gerakan Dakwah
Merujuk pada model dakwah Muhammadiyah yang direpresentasikan oleh pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. Maka, sejatinya dakwah itu menetramkan, membahagiakan dan memberikan solusi. Semua aktivitas program yang dikerjakan oleh Pemuda Muhammadiyah adalah agenda dakwah, dakwah bil lisan dan dakwah bil hal.
Namun, untuk memberikan perhatian khusus pada agenda dakwah yang bertugas memberikan pemahaman tentang Islam yang tafsirkan oleh Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah kedepan akan menggunakan kader-kader dakwah yang telah mengikuti Kuliah Kader 6 bulan†untuk membangun jama’ah-jama’ah pengajian Pemuda Muhammadiyah diberbagai level pimpinan mulai rantai sampai dengan pusat, membangkitkan kembali konsep dakwah jama’ah yang pernah diinisiasi Muhammadiyah melalui melakukan konsolidasi mulai dari inti jama’ah sampai dengan unit jama’ah. Program ini tentu melibatkan semua level pimpinan Pemuda Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Maka, dibutuhkan komitmen seluruh kader Muhammadiyah untuk kembali bersama-sama menghadirkan semangat Dakwah Jama’ah†ini.
B. Agenda Percepatan Gerakan Sosial-Politik
Jiwa dan nafas gerakan Pemuda Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar makruf nahi munkar, disemua ranah perjuangan. Gerakan Sosial-politik merupakan salah satu agenda penting Pemuda Muhammadiyah, di Gerakan sosial program masuk pada isu dan pergulatan tantangan sosial di Indonesia. Banyak isu-isu sosial yang sepi dari kehadiran Pemuda Muhammadiyah selama ini. Misal isu korupsi, perburuhan, pertanian dan nelayan.
Pertama, gerakan sosial terkait isu korupsi. Pemuda Muhammadiyah di periode yang akan datang akan saya dorong hadir dan mampu tampil sebagai kelompok Pemuda Islam yang berani melawan praktek rente dan korupsi di Indonesia, bersama dengan jejaring aktivis antikorupsi di Indonesia yang selama ini telah saya bangun. Pemuda Muhammadiyah dapat melakukan duplikasi organisasi yang menjadi proxy dari Pemuda Muhammadiyah. Apa pun nama organisasi proxy Pemuda Muhammadiyah itu nanti dibentuk diseluruh Indonesia, pelatihan teknis penyelidikan, pendampingan dan advokasi akan didorong melalui pembentukan madrasah antikorupsi†diseluruh Indonesia bekerjasama dengan beberapa jejaring aktivis dan lembaga antikorupsi di Indonesia.
Gerakan sosial yang menghadirkan Pemuda Muhammadiyah dikelompok Mustad’afin seperti buruh, tani dan nelayan pun harus direvitalisasi. Pada periode 2010-2014, gerakan ini sudah dimulai dengan membentuk Jaringan Petani Muda Indonesia (JPMI), tinggal melanjutkan pembentukan secara nasional di seluruh Indonesia. Melalui organ proxy pemuda Muhammadiyah ini kita bisa menghimpun kader-kader Pemuda Muhammadiyah untuk melakukan pendampingan dan advokasi serta pemberdayaan ekonomi terhadap kelompok petani-petani diseluruh Indonesia yang selama ini dipinggirkan dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah, model ini sangat efektif sebagai media dakwah Muhammadiyah, yakni dakwah yang menawarkan solusi dan membahagiakan. Demikian pula dengan, buruh dan nelayan, gerakan serupa perlu direvitalisasi.
Kedua, gerakan politik. Mau tidak mau Pemuda Muhammadiyah akan banyak bersentuhan dengan gerakan politik yang ada di Indonesia. Sebagai organisasi yang matang, Pemuda Muhammadiyah akan hadir sebagai Rumah Besar†bagi semua kader-kader politik yang aktif diberbagai partai politik di Indonesia_meminjam istilah Ketua Umum Muhammadiyah sekarang, Prof Dr Din Syamsudin, Politik Alokatifâ€_ dengan tetap menjaga indepedensi dan netralitas Pemuda Muhammadiyah, menjadi kekuatan sipil yang berperan dalam proses check and balance bagi pemerintah, parlemen dan partai politik atau meminjam istilah yang digunakan Ketua Umum Muhammadiyah periode 1995-1998 Prof Dr Amien Rais, High Politicâ€. Gerakan high politic†dan Politik Alokatif†yang mampu memberikan contoh moral, yang sering disebut Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998-2000, 2000-2005, Prof Dr Syafii Maarif sebagai usaha meningkatkan standar moral†bangsa.
Ketiga. Gerakan ekonomi. Berangkat dari nature gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan, yang fokus pada gerakan Sosial, dan membangun kekuatan gerakan ekonomi melalui kapasitas individu masing-masing kader dan pimpinan Muhammadiyah saat itu. KH Ahmad Dahlan, KH. Ibrahim, KH, Hisyam sampai dengan KH. AR. Fakhrudin, tidak banyak melakukan gerakan ekonomi sebagai gerakan meanstream yang diinstitusinalisasikan atau dilembagakan, kalau pun ada, itu bukan gerakan meanstream tapi sangat lokalistik dan tidak massif.
Saya menafsirkan, mengapa mereka tidak mendorong institusionalisasi gerakan ekonomi Muhammadiyah sebagai gerakan meanstream, karena memang nature mereka sebagai pedagang, selain sebagai dai dan pemuka agama, kader-kader Muhammadiyah kebanyakan pada masa-masa silam adalah para pedagang yang secara ekonomi mapan dan mampu menopang kegiatan Muhammadiyah dari saku mereka sebagai wujud pengabdian dan kepedualian sosial terhadap gerakan dakwah, dengan begitu maka conflict of interest dalam rangka rent seeking alias mencari rente atau keuntungan didalam organisasi Muhammadiyah dapat diminimalisir, karena mereka hadir di Muhammadiyah sekedar sebagai lahan pengabdian dan dakwah Islam.
Maka model gerakan ekonomi yang akan dikembangkan sebagai meanstrem gerakan ekonomi Pemuda Muhammadiyah kedepan, bukanlah institusionalisasi gerakan ekonomi, tetapi
economy connectivity atau jejaring gerakan ekonomi atau dalam bahasa yang agak vulgar Sindikasi ekonomiâ€. Memahami sebaran potensi kegiatan bisnis yang digeluti kader Pemuda Muhammadiyah diseluruh Indonesia, adalah langkah awal untuk membangun konektivitas pelaku ekonomi di Pemuda Muhammadiyah, anggota Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah adalah pasar yang besar, mengapa tidak memamfaatkan pasar yang besar ini untuk saling dihubungkan satu dengan yang lain.
Sebagai contoh; saya sebagai pemilik lahan sawit selalu membutuhkan pupuk dan bibit kelapa sawit. Bila harga-nya memungkinkan dan kualitas yang baik, dengan perspektif bisnis yang masuk akal,apabila ada kader Pemuda Muhammadiyah yang berbisnis atau memproduksi pupuk maka, adalah wajib saya mempertimbangkan untuk membeli pupuk kader Pemuda Muhammadiyah tersebut.
Demikian pula dengan ranah bisnis lain misal, bila ada kader yang memiliki ternak sapi, kambing, ayam, wajib agaknya, jamaah Muhammadiyah dan kader Pemuda Muhammadiyah membeli atau membantu memasarkan penjualannya, membuka jejaring dan pasar dengan saling membantu serta gotong royong satu sama lain sesama kader akan sangat membantu memperkuat gerakan ekonomi pemuda muhammadiyah, dimana nanti akan diisi oleh kader-kader yang memiliki kapasitas ekonomi yang mapan dan mampu memberikan konstribusi bagi pergerakan dakwah Pemuda Muhammadiyah.
Gerakan
economy connectivity†atau Sindikasi Ekonomi†akan menjadi gerakan meanstream, namun pada tingkat lebih lokal, non-meanstream tentu melakukan institusionalisasi ekonomi dipersilahkan dengan tetap menjaga profesionalitas dan silahturahmi, misal mendirikan Koperasi Pemuda Muhammadiyah atau Badan Usaha Milik Pemuda Muhammadiyah lainnya.
C. Agenda Percepatan Gerakan Global
Gerakan Global. Internasionalisasi gerakan sangat perlu dilakukan. Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi Islam besar dunia harus menjadi agen, yang merepresentasikan wajah Pemuda Islam Indonesia yang moderat dan mampu membangun dialog dengan berbagai kelompok agama didunia, termasuk mampu memberikan wajah baru bagi Islam yang ramah dan cinta damai bukan Islam yang distreotipkan oleh media barat.
Nah, untuk membangun portofolio Pemuda Muhammadiyah yang global, maka dibutuhkan jejajaring gerakan global pula. Alhamdullilah dalam sejarah Pemuda Muhammadiyah, bahkan sejarah pergerakan dialog antar agama di dunia maupun Asia dan Pacific jarang sekali wakil Islam memimpin organisasi dunia, saya pada tahun 2012 di Vienna, Austria, Eropa Timur, dipercaya sebagai wakil Islam Asia dan Pacific untuk duduk sebagai Board International Youth Committee Religion for Peace (IYC-RfP) anak organisasi lintas agama, Religion for Peace (Rfp) www.rfp.org yang berpusat di New York, yang sudah berdiri sejak 40 tahun lalu, dan berafiliasi sebagai organisasi mitra Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Religion for Peace mendedikasikan diri dalam agenda dialog perdamaian dunia yang diinisiasi oleh kelompok-kelompok agama dari seluruh dunia, www.rfp.org juga aktif melakukan mediasi konflik antar agama di dunia, saya sudah terlibat dalam organisasi ini sejak 2012, ketika saya menempuh masa short course selama 3 bulan, di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, dan sudah aktif melakukan mediasi konflik di Myanmar, dan Vietnam.
Serta untuk pertama kali pula dalam sejarah pergerakan Pemuda Muhammadiyah dan gerakan Islam di Asia dan Pacific, perwakilan Islam Indonesia yakni saya, Dahnil Anzar Simanjuntak terpilih sebagai President Religion for Peace Asia-Pacific Youth Interfaith Network (RfP-APYIN) periode 2014-2019 di Seoul, Korea Selatan, pada konferensi Asia-Pacific Youth Religion for Peace yang dilaksanakan dari tanggal 22-28 Agustus 2014.
Modal sosial rekam jejak sebagai aktivis pergerakan global tersebut membuat langkah saya lebih ringan membawa Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi pemuda yang dikenal perannya dalam pergerakan internasional dan memaksimalkan peran aktif dalam perdamaian dunia dan permasalah internasional lainnya.
Fastabiqul Khoirot. [***]
Dahnil Anzar SimanjuntakCalon Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah
BERITA TERKAIT: