Sikap kecewa itu disampaikan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Banten, Jojon Suhendar, ketika berbicara pada sebuah publik bertema "Refleksi Perjuangan Sumpah Pemuda" hari Sabtu (15/10) di Aula HMB, Ciputat.
"Kami tentu sangat kecewa, mengingat peran KH. Sjamun dalam pergerakan nasional sangat penting, namun meskipun secara konstitutif belum diakui sebagai pahlawan, bagi kami KH. Sjamun adalah pahlawan bagi rakyat Banten," ujarnya.
Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Sumatra Utara (KMSU) Jakarta, Muhamad Syafii Pasaribu, yang juga hadir sebagai pembicara menambahkan, pemerintah harus lebih menghargai peran tokoh-tokoh dari daerah dalam memperjuangan kemerdekaan di tanah air.
"Banyak juga pahlawan-pahlawan yang senasib dengan Brigjen KH. Sjamun di Sumatera Utara, bahkan yang masih hidup sekalipun, namun belum diperhatikan secara maksimal oleh pemerintah pusat. Dan ini harus ditanggapi serius oleh pemerintah pusat, setidaknya hasil dari pemaknaan peristiwa hari Pahlawan secara nyata dapat dirasakan oleh para pejuang veteran di berbagai daerah,†kata Syafii Pasaribu.
Kekecewaan serupa disampaikan perwakilan Konfederasi Organisasi Daerah Nusantara (Kode Nusa), Usep Mujani.
Dia mengingatkan bahwa, "Nasionalisme kita dibangun dari pergolakan di daerah. Peran daerah adalah harga mati bagi pembangunan indonesia kedepan.â€
[dem]
BERITA TERKAIT: