Begitupun pemerintahan China, yang sudah tujuh kali menurunkan harga jual BBM sejak Juli 2014.
"Di Amerika Serikat sendiri, yang sering dijadikan patokan harga pasar bebas, harga BBM sudah turun sampai ke level dibawah 3$ per galon atau setara Rp9.500 per liter," jelas peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Gede Sandra kepada redaksi (Jumat, 14/11).
Artinya, dengan rencana kenaikan sebesar Rp3.000 harga BBM di Indonesia sudah akan setara dengan harga BBM di Amerika Serikat.
"Padahal kita tahu pendapatan perkapita penduduk AS besarnya 28 kali lipat pendapatan perkapita penduduk Indonesia. Secara normatif saja kan tidak adil, mengapa penduduk Indonesia yang pendapatannya jauh di bawah AS dipaksa mengkonsumsi BBM dengan harga yang sama," ungkapnya.
"Publik merasa ganjil saat melihat Wapres JK terus ngotot menaikkan harga BBM di Indonesia. Padahal harga BBM di negara-negara lain di dunia sedang turun terus," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: