REVITALISASI SUMPAH PEMUDA

Prof. Soeyatno: Pragmatisme Gantikan Kesadaran Ilahiyah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Sabtu, 18 Oktober 2014, 12:50 WIB
Prof. Soeyatno: Pragmatisme Gantikan Kesadaran Ilahiyah
rmol news logo Salah satu persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah berkurangnya kesadaran Ilahiyah di tengah masyarakat, digantikan dengan pragmatisme dan keinginan mengejar kekuasaan semata.

Hal itu disampaikan Rektor Unversitas Muhammadiyah Pro. DR. Hamka (Uhamka), Prof. DR. Soeyatno, dalam seminar nasional mengenai Sumpah Pemuda hari ini (Sabtu, 18/10).

Menyadari hal ini, sebutnya, Sumpah Pemuda sudah sepatutnya direvitalisasi.

Kegagalan dalam memaknai Sumpah Pemuda membuat Indonesia rentan dalam menghadapi sejumlah persoalan besar seperti kemiskinan, terorisme, korupsi dan kekerasaan atas nama agama. Pemuda, kata dia lagi, harus mengambil peran dalam upaya menghadapi masalah-masalah ini.

“Kata Bung Karno dulu, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia,” ujarnya.

Dalam penutupannya, Prof. Soeyatno yang juga Sekjen Asosiasi Perguruan Swasta Indonesia mengatakan bahwa Visi Indonesia Emas 2045 harus diperjuangkan semua elemen masyarakat.

“NKRI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 merupakan konsensus nasional atau dar al ahdi yang mengikat seluruh komponen bangsa sekaligus bukti sebagai kekuatan perekat, pemersatu dan pembangun bangsa atau dar al syahadah,” demikian katanya. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA